Warisan
Andi Matalata alias Andi Lala, bersama istrinya Reni Safitri, dikenal sebagai pribadi yang baik di lingkungan rumahnya.
Andi ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan lima orang satu keluarga yang tidak lain masih keluarganya sendiri.
“Andi sendiri memang asli orang sini, sementara perempuannya orang Seirempah. Nenek Reni orang sini,“ kata warga Rohaya.
Warga lainnya Tukino menjelaskan orangtua Andi sakit-sakitan.
Sudah 10 tahun menikah, Andi dan Reni dikaruniai seorang putra dan kini duduk di kelas lima sekolah dasar.
“Andi Lala itu kawanku sekelas dulu, waktu masih sekolah, kawanku akrab sekali,“ Tukino menambahkan.
Warga sekitar menceritakan Andi yang hobi bersepeda, sehari-harinya bekerja mengelas di samping rumahnya. Terkadang Andi menyewakan tenda pesta pernikahan.
“Reni ini istri solehah, baik sekali, memakai kerudung ke mana-mana. Dipukuli suaminya pun sabar, sebelum kejadian mereka sempat ribut dan para tetangga dengar,“ kata Rohaya.
“Biasanya ikut pengajian dan pegang uang kas pengajian dan kemalangan, Reni juga anggota perwiritan Al Ikhlas di kampung ini,“ tambah dia.
“Kalau dipukuli suaminya Reni enggak pernah melawan, dia diam saja. Reni orangnya tertutup tidak banyak bicara. Kawan dekat sini, yang ada depot air minum keluarganya semua,“ kata dia.
Banyak warga tidak menduga Andi membunuj karena rajin salat dan ketua remaja masjid.
“Terakhir satu bulan yang lalu, Andi mau utang uang kepadaku Rp 100 ribu. Hanya enggak pernah jumpa dan saya enggak kasih utang. Datang ke kerjaan di pembakaran batu,“ ujar Tukino.
Warga sekitar meyakini kasus pembunuhan ini dipicu persoalan tanah warisan keluarga istrinya, karena adanya gusuran dari pembangunan terdampak jalan tol.
"Mungkin karena saudara itu kali ya, karena kepling ditanyain tidak ada cekcok tapi kok tiba-tiba ada pembunuhan satu keluarga,"kata Tukino.
Rohaya mengatakan sebelum kejadian sempat terjadi ribut antara Andi dan Reni, dan warga sekitar mendengar.
tio/tribun-medan.com