Mak Roni memang sengaja menyemayamkan suaminya di dalam rumah.
Belum jelas apa alasan Mak Roni melakukan itu.
Bukan tak pernah diimbau, Ketua RW 7, Tata, mengaku sudah beberapa kali membujuk Mak Roni untuk pindah ke rumah yang kondisinya lebih layak.
"Sebetulnya kami sudah berupaya memindahkan Mak Roni ke tempat lain ke suatu tempat, tapi Mak Roni sendiri menolak karena mungkin dia tetep saking setianya atau entah kenapa dia ngerasa di dalam itu ada makam suaminya yang memang tak mau ia tinggalkan," jelas Tata.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Mak Roni memproduksi selai pisang.
Selai itu dijual Rp 12 ribu per kilonya.