TRIBUNNEWS.COM, DEPOK - Petir menyambar 11 pendaki asal Jakarta dan sekitarnya yang tengah berada di Gunung Prau, Desa Dieng, Kejajar, Wonosobo, Minggu (23/4/2017), sekira pukul 14.00 WIB.
Tiga pendaki, di antaranya Deden Hidayat Maulana (31), warga Kota Depok, tewas tersambar petir.
"Saya pribadi syok lah, nggak nyangka itu adik saya. Istilahnya, Dieng itu daerah beracun, tapi kalau sampai disambar petir saya sih nggak nyangka," ungkap Wahyu Mulyana (40), kakak kandung Deden, seusai pemakaman di Taman Pemakaman Umum (TPU) Kalimulya 1, Cildong, Depok, Jawa Barat, Senin (24/4/2017).
Wahyu awalnya mengira korban tewas tersambar petir di puncak Gunung Prau bukan adiknya.
Selain itu ia sama sekali tak waswas karena kawasan wisata Dieng merupakan wilayah ramah bagi wisatawan.
"Saya sempat mikir, mudah-mudahan bukan dia (Deden). Karena itu (Dieng) kan tempat wisata, nggak terlalu ekstrem lah jalurnya," papar Wahyu.
Wahyu mendapat informasi saat para pendaki disambar petir, cuaca di sekitar wisata Dieng sedang hujan lebat dan mucl petir.
"Menurut cerita, di sana mereka (Deden dan teman-temannya) bikin tenda dekat tower-tower pemancar seluler, mungkin ada pengaruhnya juga," ucapnya.
Dua korban tewas lainnya yaitu Aditya Agung Darmawan (30) dan Adi Setiawan (31), keduanya warga Cipinang Muara, Kelurahan Pondok Bambu, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur.
Deden ternyata baru pertama kali mendaki gunung.
"Baru pertama kali dia (Deden) mendaki gunung," kata Wahyu Mulyana.
Deden sempat meminjam tas besar (carrier) kepadanya tepat seminggu sebelum berangkat bersama teman-temannya ke Gunung Prau.
"Saya tanya dia mau naik gunung mana. Gunung Dieng katanya. Saya bilang Gunung Dieng mah tempat wisata bukan seperti Gunung Merbabu atau Gunung Semeru, jadi pakai tas biasa saja," kata Wahyu.
Baca: Kronologis Pendaki Gunung Dieng Tersambar Petir, Enam Orang Masih Syok Tiga Temannya Tewas
Sang kakak mengira kepergian Deden ke Gunung Prau, Dieng, merupakan bagian dari pekerjaan. Lantaran bekerja di bagian multimedia, Deden sering mencari spot foto untuk referensi disain.
Evakuasi Lancar
Evakuasi terhadap korban sambaran petir dilakukan Polres Wonosobo bersama SAR pada Minggu malam.
Kasubbag Humas Polres Wonosobo AKP Agus Priyono mengatakan, Polsek Kejajar langsung menghubungi SAR Polres Wonosobo atau Unit Dalmas Satsabhara untuk melakukan evakuasi setelah mendengar adanya musibah tersebut.
Kapolsek Kejajar AKP Sukirman bersama anggota lebih dulu menuju TKP (tempat kejadian perkara) untuk mengecek kebenaran berita serta melakukan upaya evakuasi.
Sedang Unit Dalmas Satsabhara Polres Wonosobo dipimpin Kasat Sabhara AKP Sujud melakukan evakuasi melalui jalur pendakian Desa Patakbanteng Kejajar, Wonosobo.
"Evakuasi berjalan lancar. Ada tiga korban meninggal dunia, dua lainnya luka berat, sedang enam pendaki mengalami syok," katanya.
AKP Agus kemudian mengungkapkan kronologi kejadian tersebut.
Mulanya, pada Sabtu (22/4/2017), sekira pukul 13.30, rombongan pendaki dari Jakarta dan sekitarnya, sebanyak 11 orang tiba di Base Camp Gunung Prau, Desa Patakbanteng, Kecamatan Kejajar, Wonosobo.
Rombongan tersebut kemudian naik ke kawasan Gunung Prau.
Keesokan harinya, Minggu, sekira pukul 14.00, rombongan telah sampai di dekat sebuah tower di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Wonosobo.
Tiba-tiba petir menyambar mereka, dibarengi guyuran hujan lebat.
Akibat sambaran petir tersebut, tiga pendaki meregang nyawa, 2 orang luka berat, dan 6 pendaki lainnya selamat.
Mereka yang selamat mengalami syok lantaran melihat teman-temannya terluka dan meninggal.
Tutup Jalur Pendakian
Sementara itu pengelola Gunung Prau memutuskan menutup sementara pos pendakian Gunung Prau.
Penutupan tersebut menyusul insiden sejumlah pendaki yang tersambar petir di puncak Gunung Prau pada Minggu (23/4/2017).
Setidaknya lima basecamp pendakian menutup sementara jalur pendakian mereka, yakni basecamp Patakbanteng, Kalilembu, Wates, Dieng 1 dan Dieng 2.
Pengelola pos pendakian Gunung Prau via Desa Patakbanteng, Kejajar, Wonosobo, Misyadi mengatakan penutupan sementara pos pendakian itu sebagai wujud belasungkawa terhadap para korban.
Pihaknya juga mengucapkan belasungkawa terhadap keluarga korban atas musibah tersebut.
"Untuk sementara masyarakat tidak boleh mendaki dulu untuk menghormati pendaki yang meninggal. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran," katanya, Senin.
Ratusan orang yang telah siap melakukan pendakian ke Gunung Prau terpaksa membatalkan pendakian.
Sebagian mereka mengalihkan pendakian ke gunung lain, di antaranya Bukit Sikunir Dieng.
Pengelola pos pendakian bersama Perhutani juga akan berkonsolidasi menyusul terjadinya insiden tersebut. Menurut Misyadi, kejadian tersebut di luar dugaan.
Pengelola memastikan, pihak korban berhak mendapatkan jaminan asuransi jika memegang tiket resmi dari pengelola.
"Mereka bisa klaim asuransi. Asuransi melekat pada setiap pendaki yang terdaftar di bsecamp," katanya. (tribunnetwork/tribunjateng/yud/aqy)