“Tujuan koordinasi ke pusat dan dengan Tim TP4D ini biar pembangunan tetap bisa jalan segera. Artinya kan begini, kan tidak semua item tidak memenuhi syarat kontraktor itu. Siapa tahu bisa dibangun melalui item yang sudah dinyatakan memenuhi syarat,” ucap sumber Tribun Bali di Pemkot Denpasar.
Dikonfirmasi tentang koordinasi dengan pusat ini, Dezire Mulyani langsung bungkam. Dia memilih tidak mengomentari hal ini. Sebab, menurutnya pihaknya masih berkoordinasi dengan sejumlah pihak terlebih dahulu karena banyak yang mesti dia perhatikan.
“Aduh kalau itu saya enggak mau jawab. Lebih baik tanya ke humas,” kata Dezire.
Sementara itu Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama PD Pasar Kota Denpasar, Made Westra mengaku belum mendapatkan informasi resmi mengenai gagal tender Proyek Pasar Badung ini.
Setelah adanya surat resmi, kata Westra, barulah pihaknya bakal bersikap dan berbicara ke media.
“Saya belum dapat surat resminya. Nantilah saya komen kalau sudah ada surat resmi. Yang jelas, kalau benar, ya berarti pedagang masih harus di tempat relokasi dulu,” kata Westra.
Pantauan Tribun Bali, lahan Pasar Badung yang terletak di sebelah Jalan Gajah Mada, Denpasar, itu kini masih seperti danau tanpa air.
Sejak bangunan bekas kebakaran dibongkar sejak awal 2017 lalu, kini lahan tersebut belum disentuh pembangunan sama sekali.
Padahal, Pasar yang terbakar terakhir pada 29 Februari 2016 itu rencananya mulai dibangun pada awal bulan Juni 2017. Pasar terbesar di Denpasar ini sudah beberapa kali mengalami kebakaran besar. Pertama, Pasar Badung sempat mengalami kebakaran hebat pada 1975, dan pada tahun 2000 silam.
Kebakaran yang terjadi tahun 2016 kemarin juga meludeskan hampir semua kios dan los yang terdapat di empat lantai.
“Kebakaran yang besar sudah beberapa kali saya rasakan. Itu yang besar ya. Belum kebakaran yang kecil-kecil rasanya sudah enam kali saya kena kebakaran semenjak jualan di Pasar Badung,” kata Jro Menuh, salah satu pedagang yang mengaku sudah berjualan di Pasar Badung sejak tahun 60-an itu.