Ada yang berpendapat bahwa apem berasal dari negeri asalnya India, Appam yakni penganan tradisional yang dibuat dari tepung beras, didiamkan semakan dengan mencampurkan telur, santan, gula dan ragi, serta sedikit garam. Cara memasak apem dapat dilakukan dengan membakar atau mengukus, Bentuknya mirip serabi namun lebih tebal.
Tradisi Ruwahan atau apeman ini akan dilakukan 10 hari menjelang bulan puasa tiba. Dalam tradisi Islam Jawa, apem berasal dari saduran bahasa Arab yakni affan yang bermakna ampunan.
Tradisi yang disebut Ruwahan ini dilaksanakan pada bulan Ruwah (kalender Jawa) yang bertepatan dengan bulan Sya’ban dalam kalender Hijriah. Tujuannya adalah agar dalam memasuki bulan Puasa sebelumnya, masyarakat memohon ampunan dari sang Pencipta. Mohon ampunan itu kemudian diwujudkan dengan membagikan apem kepada tetangga sekitar.
Ketan memiliki banyak makna yang saling terkait. Menurut tradisi Jawa, ketan merupakan singkatan dari kraketan (ngraketke ikatan) atau menguatkan ikatan persaudaraan. Ketan juga dimaknai sebagai “kemutan” (ingat) Ada yang mengatakan, ketan berasal dari “khotan” yakni kata Arab yang artinya kesalahan.
Sementara kolak adalah makanan yang terbuat dari pisang, ubi, kolang-kaling yang direbus bersama kuah campuran santan dan gula jawa. Nam kolak sendiri kono diambil dari kata “Khaliq” (Sang Pencipta) atau juga “khalaqa” (menciptakan).
“Sehingga kegiatan tradisi lomba masak apem, kolak dan ketan, tidak bisa dilepaskan dari unsur spiritual yang menjadi dasar kehidupa masyarakat Jawa. Meskipun demikian, kami yakin kegiatan ini juga merupakan objek wisata bagi siapa saja,” tegas Baskoro.