Hingga berita ini diturunkan, upaya lobi si kapten masih berlangsung.
Mereka Terancam, Abrasi Pantai Melanda
Kini rakyat Kabupaten Takalar Sulawesi Selatan harus berjuang sendiri melawan penambang pasir asing, kapal penambang perusahaan raksasa Boskalis Belanda.
Operasi kapal negeri oranye itu membuat nelayan terganggu mencari ikan.
Tak hanya itu, Pantai Takalar dilanda abrasi tak bertepian, rumah mereka pun terancam sirna.
Kabupaten tetangga Takalar, Jeneponto juga ketiban celakanya.
Untuk kesekian kali, Selasa (9/5/2017), nelayan di perairan Galesong Takalar bersatu mengepung dan mengusir paksa kapal tersebut.
Baca: Jokowi Jengkel Merebaknya Isu PKI
Bak performa perang melawan kolonial tempo dulu, bambu runcing vs tank.
Para nelayan Galesong tak bersenjata laiknya angkatan bersenjata, mereka hanya berarmada perahu tradisional.
Mereka mengepung dan menggeledah kapal sebelum akhirnya kapten kapal bersedia meninggalkan lokasi guna menghindari amukan para nelayan.
Aksi penyerangan KM Bulan yang tengah melakukan penambangan pasir di Perairan Gelesong oleh puluhan nelayan Desa Bontomarannu, Kecamatan Galesong Selatan, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, ini terjadi pada pukul 09.00 Wita.
Para nelayan mengaku kesal dengan aksi penambangan pasir secara ilegal lantaran khawatir terjadi abrasi di lepas pantai serta mengganggu aktivitas pencarian ikan nelayan setempat.
"Pastinya akan terjadi abrasi dan kami juga terganggu mencari ikan," kata Dunial Maulana, Kepala Desa Bontomarannu.
Sebelumnya, para nelayan berkumpul di lepas Pantai Galesong untuk menyerang KM Bulan yang berjarak satu jam perjalanan laut dari lepas pantai.
Dengan menggunakan empat perahu tradisional, para nelayan langsung mengepung dan menduduki KM Bulan.