TRIBUNNEWS.COM, ACEH - Oknum TNI dari Koramil Kuala Batee terlibat keributan yang berujung baku hantam dengan oknum anggota DPRK Aceh Barat Daya (Abdya) di Toko UD Berkah Sejahtera di pinggir Jalan Nasional, Desa Keude Paya, Kecamatan Blangpidie, Senin (19/6) siang.
Peristiwa yang menarik perhatian banyak warga dan pengguna jalan itu dipicu oleh ulah Reza Mulyadi yang disebut-sebut mengganggu istri Kopda Ismuhadi, prajurit TNI di Koramil Kuala Batee, Abdya.
Gangguan terhadap istri sang Kopda itu terjadi sepekan lalu. Berdasarkan informasi yang diperoleh Serambi, Senin kemarin, Ismuhadi bersama anggota TNI lainnya sedang dalam perjalanan pulang sekira pukul 09.40 WIB, setelah mengikuti apel Senin pagi di Makodim 0110 Abdya di Bukit Hijau. Mereka kemudian singgah di Toko UD Berkah Sejahtera yang berada di pinggir jalan nasional Desa Keude Paya. Toko ini menjual material plafon dan bahan bangunan lainnya.
Di toko itu sudah ada Reza Mulyadi (Anggota DPRK), Azmi (adik Reza) dan seorang pria bernama Rahmat. Di tempat ini kemudian terjadi keributan yang berujung saling pukul antara Reza Mulyadi dengan Ismuhadi. Baku hantam tersebut berlanjut antara Azmi (adik Reza) dengan Ismuhadi di halaman toko UD Berkah Sejahtera.
Awalnya, rekan Ismuhadi berusaha melerai dua insan yang sedang tersulut emosi itu. Namun, rekan Ismuhadi kewalahan membendung pertikaian tersebut.
Banyak warga yang melihat kejadian itu, termasuk pengguna jalan, tetapi tak berani mendekat dan melerai. Tidak lama kemudian, datang sejumlah anggota TNI dari Kodim 0110 Abdya, termasuk personel polisi dari Polres Abdya dan Polsek Blangpidie untuk mengamankan situasi.
Tak lama kemudian, oknum Anggota DPRK, Reza Mulyadi dan Azmi dibawa untuk diamankan ke Kodim Abdya. Sedangkan seorang laki-laki lagi (juga saudara Reza), menurut keterangan berhasil melarikan diri dari lokasi setelah melihat banyak anggota TNI tiba di lokasi.
Tentang awal mula terjadinya percekcokan itu berkembang dua versi cerita. Pertama, oknum TNI Ismuhadi disebut-sebut duluan menyerang Reza Mulyadi yang saat itu berada di dalam toko. Alhasil, terjadi kontak fisik yang berujung pada pemukulan, sehingga membuat Azmi (adik Reza) dan Rahmat yang juga saudara Reza, emosi.
Versi kedua, pemukulan terjadi justru setelah Azmi (adik Reza) lebih dulu menyerang oknum TNI, Ismuhadi. Azmi sempat melihat abangnya adu mulut dengan Ismuhadi di dalam toko sampai mengejar Ismuhadi dengan parang ke halaman toko hingga terjadi saling pukul antara Azmi dan Ismuhadi.
Dandim 0110 Abdya, Letkol Inf Puji Hartono ketika ditemui wartawan, Senin (19/6) kemarin menjelaskan, keributan itu dipicu oleh percakapan melalui media sosial antara istri Ismuhadi dengan Reza sekitar satu pekan lalu.
“Ismuhadi secara tak sengaja melihat langsung ketika istrinya menerima videocall dari Reza. Padahal menurut keterangan, istri TNI tersebut ketika itu baru selesai mandi,” kata Dandim Letkol Inf Puji Hartono.
Saat memberi keterangan kepada wartawan, Dandim didampingi antara lain oleh Pasi Intel, Kapten Izhar dan Danramil Kuala Batee, Kapten Fajar Setiawan.
Peristiwa yang terjadi sekitar satu pekan lalu, menurut Dandim, sedang diselesaikan secara kekeluargaan.
“Ketua DPRK dan salah seorang anggota DPRK juga sudah mendatangi saya. Keuchik juga saya libatkan dalam penyelesaian kasus ini. Tetapi, sudah ribut seperti terjadi hari ini,” kata Dandim.