Berbekal sepeda motor itulah keduanya wara wiri di ruas tol darurat melayani pemudik.
"Saya di sini 24 jam penuh, paling pulang ke rumah hanya mandi dan ganti baju. Makan dan istirahat di rest area Bojong," kata Imam sembari mengelap tangannya yang berlumuran oli.
Selama melayani pemudik, Imam mengaku paling banyak melayani mobil yang mengalami pecah ban.
"Paling banyak ban kempes atau pecah. Biasa pemudik tidak mengecek kondisi ban sebelum berangkat," katanya.
Selain pecah ban, masalah keausan kampas kompling juga kerap ditemui.
"Kadang setelah diperiksa juga kurang oli," katanya.
Apabila menemukan kerusakan dan harus melakukan penggantian sparepart, Imam dan rekannya memberikan sepenuhnya kepada pemilik mobil apakah akan melakukan penggantian sparepart.
"Kami cuma memberikan jasa perbaikan, kalau ada penggantian sparepart kami serahkan sepenuhnya ke pemilik. Apakah mau diganti atau tidak," katanya.
Apabila pemudik ingin mengganti sparepart, Imam dan rekannya akan membeli kebutuhan itu di bengkel setempat.
"Kami belikan sesuai kerusakannya," katanya.
Jangan berharap keduanya akan menerima uang jasa. Keduanya mengaku telah diberikan uang pengganti jasa oleh Polres Pekalongan.
"Kami berikan layanan gratis, sudah dikasih sama Polres. Kecuali ada penggantian sparepart kami belikan di bengkel luar jalan tol," katanya.