Selain itu, dia menambahkan, dia memang gemar membaca buku sedari duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP).
Adapun buku-buku yang dia baca kala itu adalah buku-buku bela diri dan buku komik.
"Ada nilai kepahlawanan dari buku tersebut, bahwa orang benar akan selalu mengalahkan orang jahat," terang pensiunan petugas sipil Kodim ini.
Bagi Sutopo membaca adalah sebuah kebutuhan. Lewat membaca pula manusia bisa berkembang mengikuti kemajuan jaman.
Buku-buku yang dia bawa adalah beberapa koleksi pribadi, selain itu ada beberapa buku yang sengaja dia beli dengan uang pensiunnya.
"Ini buku terbaru saya, ada buku tentang Bung Karno, English Vocabulary, serta buku tentang kesehatan," katanya seraya memamerkan ketiga buku barunya.
Buku Bung Karno ini, kata dia, adalah buku yang banyak mengulas tentang kehidupan Bung Karno, dari lahir hingga dia meninggal.
"Buku ini sangat cocok buat mereka yang ingin mencari kebenaran kematian Sukarno," ulasnya.
Selain mengulas buku Soekarno, Sutopo juga menjelaskan tentang isi Alkitab yang sengaja ia bawa sebagai pedoman hidupnya.
"Kalau Alkitab ini saya bawa terus, saya baca setiap hari agar saya tidak menyimpang dari ajaran yang diajarkan agama saya," tambah dia.
Buku-buku yang dia bawa hampir semua dia kuasai cerita di dalamnya. Tak heran bila Sutopo bisa menerangkan jauh tentang isi masing-masing buku.
Tidak 'Ngoyo'
Sutopo sudah menarik becak sejak tahun 2004. Setelah pensiun dari dinasnya sebagai petugas sipil Kodim, pria tiga putra ini memilih melanjutkan hidup dengan mengayuh becak.
Meskipun dana pensiun tetap mengalir, namun dari penuturannya, selain mencari rejeki, lewat becak pula bisa berolahraga.