TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Bakal Calon Gubernur (Bacagub) Jatim, Saifullah Yusuf, akan memenangkan pilkada Jatim andai pelaksanaannya dilakukan saat ini.
Hasil ini terlihat dari survei The Intiative Institute (TII) yang menunjukkan bahwa potensi keterpilihan pria yang akrab disapa Gus Ipul ini unggul jauh dengan kandidat lain dengan perolehan prosentase 44,6 persen.
Menggunakan simulasi pilkada dengan diikuti tiga calon Gubernur, Gus Ipul berada di atas dua kandidat lainnya, yaitu Khofifah Indar Parawansa (37,3 persen) dan Tri Rismaharini (18,10 persen).
Lalu, apabila survei dilakukan dengan memberikan pernyataan terbuka, Gus Ipul mengalami prosentase penurunan dengan hanya memperoleh 40,90 persen.
Namun, masih tetap unggul dari pesaingnya, yakni Khofifah di urutuan kedua dengan hanya memperoleh 34,20 persen dan Risma dengan prosentase kemenangan 16,60 persen.
Sementara untuk 8,30 persen responden menyatakan memilih figur di luar nama ketiga tokoh tersebut.
Dibandingkan survei sebelumnya, Gus Ipul mengalami peningkatan cukup signifikan.
Pada survei yang dilakukan awal tahun tersebut, pria yang masih menjabat Wakil Gubernur Jatim ini hanya mendapatkan 33,2 persen atau berselisih 7,7 persen dari hasil saat ini.
Menurut CEO TII, Airlangga Pribadi Kusman, melonjaknya perolehan angka Gus Ipul ditengarahi oleh beberapa faktor.
Pertama, karena lokasi sample responden yang diambil berbeda dengan survei sebelumnya. Pada survei yang dirilis pada April silam tersebut, TII melakukan survei hanya di perwakilan di 11 dapil di Jatim.
Sedangkan untuk saat ini telah melibatkan 38 kabupaten maupun kota di Jawa Timur.
"Tak hanya lokasi pengambilan sample, kami juga memperbanyak jumlah responden kami dari yang sebelumnya 956 responden menjadi 1140 responden," ujar Airlangga di acara bertajuk "Kubus Rubik Pilkada Jatim" yang berlangsung dui Ria Galeri Resto, Surabaya, Kamis (20/7/2017).
Selain dari sample yang berbeda, melonjaknya tingkat keterpilihan Gus Ipul juga sedikit banyak dipengaruhi menurunnya prosentase keterpilihan Risma.
Sekadar diketahui, pada survei sebelumnya, Walikota Surabaya ini memperoleh angk 26,1 persen sebelum akhirnya turun di angka 16,60 persen untuk survei kali ini.
"Risma hingga saat ini masih belum sekali pun menunjukkan niatnya untuk maju di pilkada mendatang. Hal ini yang membuat masyarakat mulai pesimis untuk menjagokan ia," jelas Airlangga.
Meskipun masih berada di urutan pertama, Gus Ipul belum sepenuhnya menggaransi kemenangan pada pilkada yang rencananya akan berlangsung 27 Juni tahun depan tersebut.
"Untuk bisa menang, bacagub minimal harus berada di atas 60 persen dan memiliki selisih minimal 10 persen dari calon lainnya," jelas Airlangga.
Selain itu, masih belum adanya bacagub yang mendeklrasikan diri selain Gus Ipul, juga membuat dinamika politik masih akan berjalan dinamis.
Menariknya, meski memiliki tingkat keterpilihan cukup tinggi, nama Saifullah Yusuf justru kalah tenar dibandingkan dengan sosok Khofifah. Dari popularitas tokoh, Khofifah berada di urutan pertama dengan 91,10 persen sedangkan Gus Ipul berada di urutan kedua dengan 68,10 persen. "Banyak yang lebih mengenal nama "Gus Ipul" dibandingkan dengan "Saifullah Yusuf," ungkap Airlannga.
Survei tersebut dilakukan pada 15-30 Juni 2017 melibatkan 1140 responden dari 114 desa di 38 kabupaten dan kota di Jatim. Tingkat kepercayaan survei ini mencapai 95 persen dengan tingkat margin of error sebesar 3,2 persen.