Pasalnya ruang tersebut juga dirawat bayi dan anak-anak.
Termasuk anak eks Panti Asuhan Tunas Bangsa.
Anak-anak tersebut sengaja dievakuasi ke panti sosial pengasuh dengan jaminan keselamatan dan kesehatan lebih baik.
Termasukd ari kondisi ruangan kotor dan pakaian yang bertumpuk-tumpuk.
Namun kenyataannya di Panti Sosial milik pemerintah daerah justru nyaris sama.
Menanggapi kondisi tersebut, Ketua LPAI Riau, Esther Yuliani mengatakan bahwa memang terlihat kurangnya pengawasan pada ruang anak.
Dikatakannya, seharusnya anak-anak butuh kenyamanan, kebersihan serta perhatian pada lingkungan sekitar sesuai dengan tumbuh kembang anak.
"Jika kita masuk ke ruangan yang anak dalam kondisi wangi, segar dan bersih pasti gambarannya anak-anak juga nyaman. Baik itu untuk istrirahat maupun bermain," terangnya.
Selain itu menurut Esther semestinya anak-anak asuh diberikan bekal tanggungjawab.
Menjaga dan merawat pakaiannya sendiri. Diajak untuk rapi setiap saat.
"Pengasuh harusnya mengontrol keadaan lemari anak asuh. Mengajarkan mereka meletakkan kain atau pakaian bersih pada tempatnya (lemari) jangan sampai berserakan sampai diatas lemari pun bertumpuk kain-kain dengan tidak rapi," ujar Esther. (*)