MICE biasanya digelar di daerah-daerah yang memiliki objek atraksi wisata, salah satunya adalah Banyuwangi. Asosiasi bisnis, lembaga profesi, komunitas sosial, perusahaan, perkumpulan keluarga, berpeluang menjadi costumers MICE.
"Banyuwangi sudah harus meningkatkan fasilitas hotel. Dengan MICE akan makin menambah kunjungan pariwisata," kata Ridwan.
Terkait tidak kebagian hotel, ternyata anggota DPR RI tidak memesan jauh hari sebelumnya. Sehingga ketika mereka datang, kamar hotel di Banyuwangi telah penuh.
Bahkan hotel berbintang empat, el Royale Hotel, yang baru dilaunching Juni lalu, juga penuh.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas berterima kasih, sekaligus meminta maaf atas kunjungan dari Komisi X.
"Saya berterima kasih atas kedatangan Komisi X DPR RI, sehingga kami bisa menyampaikan kendala yang kami hadapi. Selain itu kami juga meminta maaf," kata Anas.
Untuk hotel, di Banyuwangi memang mengatur pertumbungan hotel, dengan moratorium penerbitan izin pendirian hotel baru. Ini untuk mengatur keseimbangan dan permintaan pasar.
Saat ini okupansi hotel di Banyuwangi rata-rata berada di angka 70 persen dan bahkan, di waktu high season bisa mencapai 100 persen, seperti yang terjadi pekan ini.
Anas tidak ingin seperti di daerah-daerah lainnya, yang banyak hotel terancam ditutup karena rendahnya tingkat okupansi.
"Banyak hotel di beberapa daerah wisata yang terancam tutup atau dijual, karena tidak sebanding antara jumlah kamar dan kunjungan. Sebenarnya banyak hotel yang berminat untuk buka di Banyuwangi, tapi masih kami atur," kata Anas.
Selain el Royale, ada dua hotel bintang tiga yang saat ini sedang on progress pembangunannya. Dengan dua tambahan hotel itu nantinya, diharapkan bisa memenuhi permintaan akan kamar hotel.
Selain itu, Banyuwangi juga membangun penginapan yang bersinegeri dengan pasar rakyat bernuansa hotel berbintang, yang terletak di pusat kota Banyuwangi.