Laporan Wartawan Tribun Bali I Made Ardhiangga
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR- Partai pemenang Pemilukada 2014, PDI Perjuangan melakukan penjaringan bakal calon untuk Pemilukada 2018 mendatang. Penjaringan di Bali, ditutup beberapa waktu lalu.
Atas hal ini, Nyoman Dhamntra mengaku keputusan partai yang ada wajib diterjemahkan dengan semangat keterbukaan.
"Penjaringan bakal calon kepala daerah yang dilakukan oleh PDI Perjuangan merupakan pembuktian diri sebagai partai yang inklusif dan progresif di dalam menyongsong perubahan. Akan tetapi, yang dilakukan tidak tepat," ucapnya, Sabtu (22/7/2017).
Alasannya, bahwa proses penjaringan itu seharusnya dilakukan lebih untuk menjaring para tokoh, simpatisan atau pun non kader yang memiliki potensi dan kapasitas untuk menjadi kepala daerah.
Untuk para kader partai, baik yang duduk di eksekutif dan legislatif adalah merupakan bagian dari penugasan. Sekaligus kariernya di partai demi pengabdian untuk rakyat.
"Tanpa harus menyampaikan keinginanpun, kader partai harus siap lahir-batin untuk ditempatkan dimana pun," ungkapnya.
Dengan demikian program dan sistim monitoring yang dimiliki oleh DPP partai, seharusnya telah memiliki rekam jejak semua kader, khususnya yang ada baik di struktur, legislatif atau eksekutif.
Loyalitas dan integritas kader akan nampak, dari seberapa efektif mereka memaknai kebijakan dan perintah partai.
"Loyalitas kader tidak serta merta menjamin efektifitasnya di dalam memaknai sebuah kebijakan partai.
Di sinilah dibutuhkan semangat, keikhlasan, ketulusan dan keberanian demi memberikan pengorbanan kepada partai untuk berjuang bersama rakyat," tegasnya.
Disinggung, kenapa tidak mendaftar? Padahal, begitu banyak dukungan yang mengharapkan 'Banteng Senayan' itu maju dalam Pilgub mendatang, Dhamantra mengaku, sebagai kader ia bukan dalam tahap mau dan tidak mau.
"Penjaringan calon bukan hal yang tepat dilakukan. Lagi-lagi, sistem monitoring harusnya sudah bisa untuk menunjuk kader yang mumpuni," katanya.
Tanpa itu semua, kata dia ketaatan atau pun loyalitas seorang kader tidak lebih hanya gombal belaka. Kader partai tidak perlu sibuk untuk berkoar koar, bahwa dirinya layak dan pantas untuk diberikan jabatan karena partai sudah dengan seksama merekam jejak mereka (kader).
Dengan upaya itu, apakah kemudian tidak menambah persepsi publik hanya sebatas petugas partai? Karena hanya ditunjuk dan akan melaksanakan tugas partai.
Dhamantra menyatakan, bahwa hal berbeda antara melaksanakan tugas partai (ditunjuk maju Pilgub), dengan berjuang bersama barisan rakyat.
Itu dibuktikannya, satu di antaranya, ia benar-benar terjun dan ikut berjalan kaki berkilo-kilo dalam menolak Reklamasi Teluk Benoa.
Saat ini yang terpenting ialah efektifitas dari kerja politik pengurus partai di daerah dengan diukur dari kualitas keterbukaan proses penjaringan itu sendiri yakni menghitung berapa banyak tokoh non kader yang mendaftar menjadi bakal calon kepala daerah. Itu dibandingkan dengan kader PDI Perjuangan yang ada.
"Itu salah satunya yang sudah saya buktikan. Tapi, itu bukan hal yang bisa dijadikan bahwa saya harus maju Pilgub. Saya itu bukan lagi dalam tahap siap atau tidak siap," bebernya. (ang)