TRIBUNNEWS.COM, MEDAN -- Sambil melayani pembeli, menyodorkan dua eksampelar surat kabar harian, tangannya tetap sibuk menyisipkan koran-koran di hadapannya.
Ia memasukkan eksemplar demi eksemplar halaman dalam koran ke halaman depan atau sampul utama koran serupa.
Laki-laki paruh baya tersebut, bertubuh kira-kira 175 cm, perut agak membuncit, dan perawakannya besar.
Ia sigap melayani para pembeli surat kabar, majalah atau tabloid.
Ia duduk di bangku plastik, menghadapi tumpukan koran di atas meja di trotoar.
Di belakangnya juga ada koran berbagi merek tergantung pakai jepitan besi, yang dikaitkan ke paku di dinding.
Dia adalah Sakeus Sembiring Pelawi, agen tunggal koran dan majalah S Pelawi di Jalan Kapten Bangsi Sembiring, Desa Laucimba, Kecamatan Kabanjahe Kota, Kabupaten Karo, Sumatera Utara.
Pengamatan Tribun Medan/Tribun-Medan.com, Selasa (1/8/2017) sekitar pukul 08.10 WIB -09.15 WIB, Sakeus melayani pembeli yang datang silih berganti.
Saat itu, ia mengenakan kaus lengan pendek warna abu-abu, dan celana warna gelap.
Sakeus bekerja rata-rata setengah hari, pukul 06.00 WIB-12.00 WIB.
Ia mendistribusikan belasan ribu eksampelar koran setiap hari.
Ia mempekerjakan 34 orang loper, yang memasarkan media massa cetak sampai ke desa-desa di Kabupaten Karo, termasuk di kaki Gunung Sinabung, yang sejak 2010 terus-menerus erupsi, memuntahkan bahan vulkanik dari perut bumi.
"Bekerja enam jam sehari, penghasilan cukup dapat diandalkan untuk hidup. Penghasilan rata-rata Rp 15 juta-Rp 20 juta per bulan," ujar Sakeus.
ribun Medan bertanya ulang, "Rata-rata 15 juta sampai 20 juta tiap bula?"