TRIBUNNEWS.COM, MOJOKERTO - Saiman, tersangka pelaku pembunuhan Komariah dan Ahmad Wiyono, mengaku tak menyesal setelah melakukan kejahatannya, Senin (22/8/2017) dini hari.
Meski masih cinta dengan istri yang sudah dinikahinya sejak 2007 silam, namun rasa kecewanya terlanjur dalam atas pengkhianatan yang dilakukan Komariah.
"Enggak menyesal sama sekali," tegasnya saat ditemui awak media di Mapolreskab Mojokerto, Selasa (22/8/2017) sore.
Rasa kecewa itu telah dipendam pria 55 tahun ini sejak satu tahun terakhir. Tepatnya saat Komariah memutuskan untuk menjalin hubungan dengan pria idaman lain, Ahmad Wiyono, seorang sopir bus kota.
Ahmad Wiyono pun kerap datang dan tinggal secara sembunyi-sembunyi ketika Saiman pergi menarik becak di Surabaya.
(Suami Pembacok Istri dan Temannya di Mojokerto Ditangkap, Sempat Buang Celurit di Sungai Brantas)
Meski belum dikaruniai anak sejak sepuluh tahun terakhir, pria asal Desa Meteng, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang, Madura ini, tak pernah terlintas untuk menceraikan istri keduanya itu. Namun, ibarat air susu dibalas dengan air tuba, kesetiaan Saiman pun diuji.
"Saya gak pernah cerai dan minta cerai dari dia. Tapi kata Taufiq (anaknya) dia (Komariah) sudah beli surat cerai," katanya dengan luapan emosi.
Gempa Terkini Senin 5 Februari 2024 Guncangan Baru Saja Terjadi, di Sini Lokasi dan Kekuatan Getaran
Gempa Terkini Minggu 14 April 2024 Pagi Guncangan Baru Saja Terjadi, di Sini Lokasi dan Magnitudonya
Gempa Bumi Terkini Senin 19 Februari 2024 Pagi, Guncangan Baru Terjadi, di Sini Lokasi dan Magnitudo
Emosi pun semakin memuncak tak kala Saiman mengajak Komariah pulang ke kampung halaman di Sampang, Madura.
Namun, Komariah enggan berangkat dan memilih tinggal di Dusun Tambaksuruh, Desa Tambakagung, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto.
Saiman pun memilih kembali ke kosan di Jalan Niaga Kali, Kecamatan Krembangan Kota Surabaya, Minggu (20/8/2017) sekira pukul 22.00 wib.
Sesampainya di kosan, ia mengambil sebilah celurit dengan ukuran kecil yang kemudian diselipkan dalam pinggang.
Dari Surabaya, ia bergegas pergi Terminal Purabaya. Dari terminal, ia menyewa ojek dan meminta untuk menunggu sedikit jauh dari rumahnya.
Tepat sekitar pukul 01.00 wib, Saima langsung membacok Ahmad Wiyono yang tengah tidur di ruang tamu. Tanpa ampun, Saiman menebaskan celuritnya tepat ke arah dada dan perut hingga usus terburai.
Tak puas membacok pria berumur 50 tahun, Saiman langsung menuju ruang belakang tempat Komariah tidur.
Tanpa basa basi, ia langsung menghujamkan senjata tajamnya ke tubuh perempuan yang selama ini dicintainya. Puas membacok keduanya, ia langsung pergi meninggalkan lokasi dengan menggunakan ojek.
Jaket dan celurit yang berlumuran darah, oleh Saiman dibuang di sungai Brantas daerah Mertex, Kecamatan Mojoanyar, Kabupaten Mojokerto.
Tanpa rasa bersalah dan menyesal, ia kemudian pergi ke kampung halaman untuk melarikan diri.
Sayangnya, pelarian pelaku pun langsung tercium oleh polisi. Dengan bantuan Polres Sampang dan Ditreskrimum Polda Jatim, Satreskrim Polreskab Mojokerto berhasil membekuk pelaku saat perjalanan pulang dari tempat persembunyiannya.
"Pelaku dibekuk di jalan saat akan pulang ke rumahnya. Tanpa ada perlawanan, pelaku langsung kami amankan," kata Kapolreskab Mojokerto AKBP Leonardus Harapantua Simarmata Permata saat konferensi pers.
Pelaku pun dijerat dengan 340 KUHP Sub 338 KUHP dan atau Pasal 44 ayat ( 3 ) UU RI Nomor 23 tahun 2004 tentang KDRT. Dengan ancaman hukuman mati atau hukuman seumur hidup.
"Kami jerat dengan pasal berlapis, pembunuhan berencana dan KDRT," tandas mantan kapolres Batu ini.