"Kami saat ini terkendala ruang kelas. Ada dua ruangan dibagi dua, yakni untuk kelas dua dan kelas tiga kemudian ruang untuk kelas IV A dan kelas IV B. Kami sekat saja menggunakan triplek," tutur Aprimiwati.
Hal itu membuat ruang kelas menjadi semakin sempit.
Sejumlah kerusakan juga terlihat pada bagian dinding pembatas. Lalu di bagian atap banyak plafon yang jebol.
"Kalau hujan bocor dari atas," kata Aprimiwati.
Belum lagi bila air meluap dari saluran drainase di depan sekolah.
Di ruang kelas, tampak tumpukan bangku dan meja sekolah yang tidak terpakai. Ruangan kelas pun terkesan seperti gudang.
Baca: Bos First Travel Minta Layanan Mewah Tapi Tunggakan Hotel di Arab Capai Rp 24 Miliar
"Kalau pun kita mengajukan perbaikan, itu sia-sia saja, karena gedung ini bukan milik sekolah kita," kata dia.
Aprimiwati berharap kepedulian pemerintah daerah untuk menyelesaikan pembangunan gedung SDN 025 Sekip Hilir.
"Sebab sewaktu-waktu siswa bisa terusir dari tempat kami menumpang sekaran ini," ujarnya.
Menjawab hal itu, Kepala Bidang SD Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Inhu, Saparudin tidak bisa memastikan kapan pembangunan gedung SDN 025 Sekip Hilir dilanjutkan.
"Belum bisa kita pastikan apakah pembangunan gedung itu akan dilanjutkan tahun depan atau tidak," kata dia.
Saprudin mengaku telah berkomunikasi dengan Unit Pelayanan Teknis Dinas (UPTD) di Kecamatan Rengat mengenai rencana relokasi sekolah itu ke tempat yang lebih layak.
Takut Roboh
Kondisi bangunan sekolah lebih mengenaskan didapati Tribun di Bengkalis. Tepatnya, SDN 53 di Desa Palkun, Kecamatan Bengkalis, yang berjarak sekitar satu jam setengah perjalanan dari Kota Bengkalis.