Kondisi bangunan sekolah sangat memprihatinkan. Cat mulai pudar. Lantai nyaris seluruhnya pecah-pecah. Bahkan sebagian teras terlihat tinggal tanah saja. Sejumlah plafon yang berbahan triplek sudah mulai mengembung seperti sering terkena air.
Sebagian ruangan ada yang melepas plafonnya. Kalau diperhatikan dari kejauhan, bangunan sekolah seperti miring. Seakan hendak tumbang.
"Sejak kelas satu kondisinya ya seperti ini," ungkap Boy, seorang siswa kelas V, kepada Tribun, Rabu (23/8/2017).
Sintia, mahasiswa yang menjalani kuliah kerja nyata (KKN) dengan mengajar di sekolah itu, awalnya tak percaya menyaksikan hal tersebut.
"Awal kami mengajar cukup terkejut melihat sekolah ini. Kami kira sekolah seperti ini hanya ada waktu kami kecil dulu. Ternyata sekarang masih ada sekolah tidak layak digunakan seperti ini," ungkap Sintia, mahasiswa Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Universitas Riau.
Kepala Sekolah SDN 53 Palkun Surono mengatakan, sekolah itu didirikan pada tahun 2001 dengan anggaran dari Pemprov Riau. Mulai ditempati sejak 2003. Kata dia, pembangunan gedung sekolah terkesan asal jadi.
"Kemudian rusak berat sejak tahun 2008, sebelum saya diangkat menjadi kepala sekolah," ungkap Surono.
Hampir setiap tahun pimpinan sekolah telah mengajukan proposal perbaikan gedung. Setiap pelaksanaan Musrembang desa juga dimasukkan usulan perbaikan sekolah ini. Sayangnya, sampai hari ini tak ada perbaikan.
Surono mengungkapkan, di masa pemerintahan Bupati Syamsurizal, Camat Bengkalis pernah berkunjung ke sekolahnya. Sang camat sampai mengetes kekuatan bangunan dengan memukul dinding dengan martil. Alhasil, dinding pun bolong.
"Camat saat itu prihatin, namun hanya sampai disitu. Tidak ada perbaikan gedung dilakukan. Bahkan kita sendiri yang menambal bekas lubang yang dibuat camat itu," terang Surono.
Sudah beberapa pejabat berganti melihat kondisi sekolah, namun kedatangan mereka hanya membawa angin surga. Terakhir kunjungan pejabat Bappeda Bengkalis beberapa bulan lalu.
"Mudah-mudahan ada rezeki sekolah ini dan diperbaiki tahun 2018 mendatang," ujarnya.
Samsiah, salah seorang guru, mengaku khawatir jika sewaktu-waktu bangunan sekolah roboh.
"Kita para guru khawatir gedung sekolah tiba-tiba roboh," ujar guru kelas satu itu.