Pertanyaan itu, kata dia, juga penting mengingat sebentar lagi akan ada pesta demokrasi Pilkada Kota Tegal 2018.
Ia mengajak agar warga Kota Tegal bersama- sama memilih pemimpin yang jauh dari watak dan agenda koruptif.
"Kota Tegal, saat ini, memiliki dua masalah besar yakni leader dan keder (pemimpin dan bingung). Ketiadaan pemimpin dan kebingungan dalam memformulasikan arah pembangunan kota," ujar Arief.
Soal pemimpin, kata dia, menyangkut pola dan cara memperoleh pemimpin. Selagi uang masih menjadi penguasa, dan masyarakat mau dibeli suaranya maka jangan harap akan muncul pemimpin yang jujur dan berkualitas.
Sedangkan kalau soal kebingungan menentukan arah pembangunan kota, ia menambahkan, kembali ke kualitas pemimpin.
Ia juga mengingatkan perubahan Indonesia genderangnya ditabuh justru dari kota dan kabupaten. Saat ini banyak kota dan kabupaten yang berbenah, menjadi maju, tranparan dan mendahulukan kepentingan publiknya.
"Apakah Kota Tegal akan bisa seperti itu? Semoga," imbuhnya.(*)