Sementara sekelompok pemuda tersebut dilaporkan langsung kabur dari lokasi kejadian.
"Saat saya tiba di lokasi kejadian, kedua teman saya (Hadi dan Panjiono) sudah tergeletak di lantai dengan kondisi penuh luka di bagian tubunya. Dari informasi yang saya dapat, ada sekitar 6 orang pemuda yang melakukan pengeroyokan terhadap kedua teman saya," ucap pria asal Jember Jawa Timur ini.
Lebih lanjut Raffi mengatakan, saat melerai perkelahian antar sekelompok pemuda itu, Panjiono berucap dengan baik-baik karena merasa istirahatnya terganggu.
"Panjiono bilang ke mereka, teman kalau berkelahi jangan disini. Lebih baik berkelahi diluar saja karena sekarang waktu untuk istirahat. Saat itu juga dia (Panjiono) langsung ditusuk. Kemungkinan sekelompok pemuda yang ditegur tersebut tidak terima," ujarnya.
Dijelaskan Raffi, kedua temannya yang merupakan buruh bangunan tersebut langsung dievakuasi menuju RSU Surya Husada, Nusa Dua.
Namun saat dalam perjalanan, nyawa Hadi tak tertolong.
Hadi meninggal dunia saat dalam perjalanan menuju rumah sakit.
Sementara Panjiono sempat mendapat perawatan medis di RSU Surya Husada dan di rujuk kembali ke RSUP Sanglah, Denpasar.
Akibat peristiwa tersebut terjadi, Hadi mengami 14 luka tusukan diseluruh bagian tubuhnya dan meninggal dunia.
Jenazah Hadi hingga semalam masih dikamar jenazah RSUP Sanglah.
Sementara Panjiono mengalami luka tusuk di perut sebelah kiri hingga tembus ke belakang.
Panjiono hingga petang kemarin masih mendapat perawatan intensif di ruangan ICU IGD RSUP Sanglah dan masih menjalani tindakan operasi.
"Penyebab kematian Hadi karena mengalami banyak pendarahan. Senjata tajam yang digunakan saat pengeroyokan itu digunakan sebilah pisau. Kasus ini kami serahkan ke pihak kepolisian. Saya juga meminta kepada polisi agar jenazah Hadi tidak diautopsi agar secepat saya bawa pulang ke kampung," ungkap Raffi saat di temui diruangan IGD RSUP Sanglah, Denpasar, Minggu (24/9/2017). (*)