Menurut Ibunda Anisa Salim, Siti Jahro (40), di RSHS, anaknya harus dioperasi untuk mengeluarkan jarum.
“Namun biaya operasi sangat besar dan kami tak memiliki uang sebesar itu sehingga memilih dibawa pulang lagi,” katanya saat ditemui di rumahnya, Selasa (26/9/2017).
Disebutkan, untuk biaya operasi mencapai Rp 19 juta belum termasuk bayar kamar, obat-obatan. Total biaya dibutuhkan mencapai Rp 50 juta.
“Kami tak punya uang sebesar itu. Kepesertaan BPJS kesehatan juga sudah tak aktif sudah setahun tak dibayar,” katanya.
Baca: 4 Fakta Mobil Seret Motor Sampai Terbakar di Bali, Pengemudi Brutal Ternyata Pengedar Sabu
Siti kemudian mengurus kepesertaan jaminan kesehatan ke BPJS untuk diaktifkan lagi.
“Saya membawa hasil rontgen anak saya dan ternyata butuh waktu 14 hari, kepesertaan BPJS bisa aktif,” katanya.
Untuk menunggu kartu Indonesia Sehat aktif, Anisa hanya bisa terbaring di rumahnya dengan penuh kecemasan.
Untuk makan dan minum masih lancar namun untuk bernafas terkadang memakai alat bantu pernafasan karena sering merasa sesak.
"Kalau bicara sakit di dada. Makan, minum atau bergerak harus hati-hati karena takut jarumnya kena paru-paru," kata Anisa dengan suara lirih.
Anisa Salim kemudian menulis pengalaman menelan jarum pentul yang masih bersarang di tubuhnya di media sosial sekaligus meminta bantuan dana untuk berobat.
Surat di media sosial itu juga ditujukan ke Presiden Jokowi. Surat itu menjadi viral.
Humas RSUD Sumedang, Iman Budiman menyebutkan, Anisa Salim sekarang sudah dirawat di ruang Angkrek kelas 3 RSUD, Selasa (26/9/2017).
“Anisa sudah dirawat dan sedang ditangani supaya tidak cemas sehingga terganggu fsikisnya sambil menunggu tindakan medis,” kata Iman, Selasa (26/9/2017).