TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Bakal calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat yang memiliki citra agamis dinilai akan mencuri simpati warga.
Analisa lembaga survei dan pengamat politik itu dinilai wajar karena mayoritas pemilih di tanah Pasundan terkenal religius dan tradisional.
Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jawa Barat, Rafani Achyar mengatakan, kandidat dengan citra agamis ini harus dibuktikan dengan memiliki empat indikator, yakni sidiq, amanah, tabligh, dan fathanah.
Baca: Duterte Ancam Usir Seluruh Diplomat Uni Eropa dalam 24 Jam, Ini Alasannya
"Sidiq berarti bersih, benar, baik perbuatan dan perkataannya," kata Rafani di Bandung, Jumat (13/10/2017).
Amanah, lanjut Rafani, adalah mampu menjaga kepercayaan masyarakat melalui kepemimpinan yang diembannya.
"Karena sejatinya jabatan ini amanah dari Tuhan," jelasnya.
Sementara indikator tabligh berarti kandidat harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik, terutama dalam menyampaikan setiap gagasan untuk kebaikan bersama.
"Fathanah itu cerdas, jadi sangat diperlukan. Kalau pemimpin tidak cerdas, akan repot," ungkapnya.
Dengan empat indikator tersebut, Rafani berharap gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat selanjutnya memiliki pengalaman matang di bidang pemerintahan.
Baca: Fahri Lihat Novanto Masih Punya Kecenderungan Mengantuk yang Tinggi Sekali
Sebab, sebagai provinsi yang memiliki penduduk paling banyak serta wilayah yang luas, berbagai persoalan dipastikan bakal bermunculan.
"Saat ini dibutuhkan sosok pemimpin yang mampu menyatukan seluruh umat mengingat polarisasi di masyarakat yang semakin terlihat. Kalau hanya yang membela golongan tertentu, enggak akan memecahakan masalah. Polarisasi sudah tampak, terkait agama, pemikiran, bahkan strata," jelasnya.
Dihubungi terpisah, pimpinan Pondok Pesantren Nurul Huda Al Khudori, Kota Cimahi, KH Muhammad Nurzen Khudori, merasa bersyukur beberapa lembaga survei memasukkan nama-nama tokoh dengan latar belakang agama khususnya ulama.