Seandainya pola seperti ini tetap, kata Devy, kemungkinan fluktuatif akan lebih rendah.
Bercermin dari pengalaman gunung api-gunung api di dunia, dalam kondisi sekarang masih bisa bertemu dua skenario terkait Gunung Agung.
Baca: Tiga Remaja di Jepang Curi Mobil, yang Meminta Maaf Malah Polisi
Pertama adalah skenario letusan.
Dia hanya membutuhkan waktu untuk mengisi reservoar baru, lalu kemungkinan besar gunung meletus.
Atau ke dua memang kehabisan mobilitas atau gasnya.
"Atau ke tiga, kita lihat asapnya terus keluar, itu adalah manifestasi dari proses penurunan tekanan dalam tubuh gunung," kata dia.
Seandainya skenario ke-2 terjadi, kemungkinan gunung istirahat.
"Ada sampel atau contoh di dunia yang menunjukkan adanya kedua contoh tadi. Nah, kini masuk ke skenario mana Gunung Agung, kita belum tahu," aku Devy.
Terkait keputusan apakah status Gunung Agung akan diturunkan atau tidak, Devy belum berani memastikannya.
Petugas PVMBG akan menggelar rapat evaluasi di Kementerian ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) pada Kamis (26/10/2017) hari ini.
Rapat akan membahas kondisi terkini Gunung Agung, serta keputusan tentang statusnya apakah masih tetap Awas ataukah berubah.
Banyak parameter yang harus dipakai untuk mengambil keputusan.
Baik data dari seismik, deformasi, geokimia, serta data yang dilihat secara kasat mata.