TRIBUNNEWS.COM, JAMBI – Selang seminggu Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Laode Muhammad Syarif memberi wejangan di Jambi, tiba-tiba lembaga anti rasuah itu membawa kejutan.
Transaksi suap itu sendiri terjadi di dekat sebuah tempat makan di Jalan Mpu Gandring, Kebun Jeruk, Kota Jambi.
Tak banyak warga sekitar yang tahu adanya operasi tersebut.
Salah seorang pedagang di depan RSI Arafah dibincangi Tribun mengatakan tak melihat adanya hal mencurigakan mengenai operasi tangkap tangan yang berlangsung di sana.
"Dak ada nampak, dari pagi biasa bae, kalau di depan rumah makan bebek goreng Pak Ndut itu memang selalu ramai. Tadi siang banyak mobil memang parkir di sana," kata salah seorang pedagang.
Baca: Sebelum Lakukan OTT di Jambi, Wakil Ketua KPK Sudah Beri Isyarat tapi Mereka Tak Sadar
Dewa, seorang karyawan Rumah Makan Bebek Goreng Pak Ndut menceritakan dirinya sempat melihat proses penangkapan yang dilakukan oleh tim dari KPK.
"Tapi dak tahu kalau itu orang KPK, berita sudah ramai baru tahu itu KPK. Pakaiannya biasa tapi rapih, ada yang pakai baju batik," ujar Dewa.
Ia menambahkan sejak pagi sudah ada beberapa orang yang tidak dikenal mampir ke rumah makan itu.
"Dari pagi, sekitar jam 10 sudah ada datang tiga orang duduk. Terus dak lama datang dua orang lagi, dak lama ada lagi, sebelum Pak Haji Sai datang kalau dak salah namanya itu," katanya.
Sai yang ia maksud adalah Asisten III Pemprov Jambi, Saipudin.
Baca: Di Acara Sail Sabang, Bekraf Gelar Misbar dan Seni Pertunjukan
Sekitar pukul 14.00 WIB siang, satu unit mobil berwarna kuning dengan seorang sopir berbaju PNS tiba.
Mobil ini terparkir di pinggir jalan di depan rumah makan.
"Datang orang buka pintu, ngambil kantong plastik hitam besar," kata Dewa menceritakan detik-detik OTT.
"Sesudah itu plastik dibawa, dipindahkan ke mobil satunya yang sudah parkir di dekatnya. Waktu itu lah datang tiga orang dari belakang langsung nangkap," tutur Dewa.
Ia juga mengatakan melihat orang-orang yang diduga dari KPK menghentikan pria berpakaian PNS tersebut.
Penyidik KPK tersebut lantas memeriksa isi kantong plastik yang diduga berisi uang yang baru saja dipindahkan ke mobil tersebut.
"Sudah dipindah langsung diperiksa, kalau dak salah orang itu nyebut Pak Haji Sai. Setelah kantong plastik diperiksa, handphone-nya juga diperiksa," sambung Dewa.
Masih keterangan Dewa, selain Saipudin ada dua orang lain yang juga dibawa. Mereka tidak diborgol.
“Jadi, semua ada tiga orang kalau ndak salah lihat. Setelah itu yang duduk di meja lainnya keluar semua naik mobil mengiringi mobil KPK," paparnya.
Dewa menambahkan dirinya dan warga lain tak tahu kalau apa yang dilihatnya adalah proses OTT.
"Dak banyak yang tahu, bedalah kayak nangkap penjahat, mereka senyap jadi dak ada yang curiga," pungkasnya.
Terkait transaksi ini diakui Febri bahwa dugaan penerimaan uang terjadi di Jambi.
“Jadi uang kita temukan ada di Jambi. Ada pihak swasta di Jakarta, namun juga ada pihak swasta di Jambi,” sambungnya.
Hingga tadi malam sedikitnya delapan orang yang dibawa ke Polda Jambi. Dari kabar yang beredar lima orang dibawa ke Polda pada siang hari. Tiga lainnya pada malam hari.
Informasi yang beredar ada lima orang yang terjaring OTT. Masing-masing, Supriyono anggota DPRD Provinsi Jambi.
Ia tak lain Ketua Fraksi PAN di DPRD Provinsi Jambi. Lalu, Nurhayati, anggota DPRD Provinsi Jambi dari Partai Demokrat, Geni Waseso (Ketua BM PAN Jambi), Saifuddin (Asisten III) dan sopir Supriyono. (dnu/cfa/zak/jun)