Saat itu, NA langsung meminta RA untuk menghapus video itu dan di kamar itu juga RA menghapus video tersebut.
Merasa kecewa dan marah kepada RA, karena aksi merekam video itu, seminggu setelah kejadian itu, NA memutuskan untuk mengakhiri hubungan keduanya.
"Nah, saat itu sudah dihapus, tapi kita ketahui videonya ada lagi, dan tersebar, mungkin ada software yang dapat mengembalikan file yang sudah dihapus, ini biar pakar yang membuktikan," ungkapnya.
Lanjut dia menjelaskan, NA memang adik tingkat RA, dan di sekolah NA cukup populer, karena termasuk siswi berprestasi.
Kendati demikian, NA dikenal di sekolah sebagai sosok yang kurang gaul, bahkan dikenal sebagai kutu buku.
"Memang terkenal di sekolah, tapi termasuk kuper (kurang pergaulan), dan kutu buku, hal inilah yang dimanfaatkan oleh mantan pacarnya untuk membujuk dan merayu korban. Kita bisa lihat sendiri di video itu, tampak dia pasif dan inisiatif dari adegan itu dari RA," tuturnya.
Agus menjelaskan, kondisi korban dan keluarganya cukup tertekan dengan kasus ini, terlebih pemberitaan di media, dan tanggapan masyarakat yang dinilai merendahkan, padahal secara hukum, kliennya sebagai korban harus dilindungi.
"Kenapa baru kali ini kami mau membeber, mereka tertekan, depresi akibat kasus ini. Dan, memang kami harus jelaskan semuanya, agar kasus ini terang. Dan, ini sudah seizin pihak keluarga," ucapnya.
"Dengan ini kami harap masyarakat mengerti, dan dapat jadikan pelajaran dari kasus ini. Tidak ada toleransi terhadap kejahatan seksual terhadap anak," tutupnya.