TRIBUNNEWS.COM, AMLAPURA - Meskipun kegempaan Gunung Agung menurun, aktivitas vulkanik masih tinggi.
Hal ini ditandai masih terekamnya gempa vulkanik dalam maupun vulkanik dangkal.
Ada pula, gempa-gempa frekuensi rendah dan juga gempa tremor menerus.
Demikian dijelaskan Kepala Sub Bidang Mitigasi Pemantauan Gunungapi Wilayah Timur PVMBG, Devy Kamil Syahbana, Sabtu (2/12/2017) di Pos Pengamatan Gunungapi Agung, Rendang, Karangasem, Bali.
Baca: Curhat Novanto di Tahanan: Obat Tak Seperti yang Biasa Dikonsumsi, Makanan Tak Cukup Gizi
"Dari kemarin sampai saat ini kondisi Gunung Agung aktivitas vulkanik masih tinggi. Masih terekam gempa vulkanik dalam dan dangkal. Juga gempa low frekuensi dan juga gempa tremor menerus. Kalau dilihat, artinya masih ada tekanan di dalam perut Gunung Agung. Ini masih perlu kami antisipasi ke depan akan seperti apa," jelasnya.
Apalagi dijelaskan Devy, terjadinya gempa terasa dengan amplitudo 3,5 skala ricther.
Dikatakan Devy, terjadinya gempa terasa itu harus diwaspadai karena berkaitan dengan aktivitas Gunung Agung.
Baca: Kapal Patroli KRI Sibarau 847 Tenggelam di Perairan Selat Malaka
"Kemarin ada gempa terasa dengan amplitudo 3,5 skala richter. Ini harus diwaspadai karena gempa ini bisa berkaitan dengan aktivitas Gunung Agung," ujarnya.
Terkait dengan pengamatan aktivitas Gunung Agung periode enam jam dari pukul 00.00 Wita hingga 06.00 Wita dikatakan Devy, terpantau delapan kali gempa vulkanik, dua kali hembusan.
"Ini relatif tinggi aktivitasnya. Sehingga status masih level IV Awas," jelasnya.