Namun dari jumlah orang yang diperiksa hanya dirinyalah yang dinyatakan positif.
"Saya sempat tak terima, kenyataan apa ini. Lagi pula saya merasa sehat sehat saja, tapi itu lah kenyataan yang saya harus terima," katanya.
Ia mengaku, sempat menikah dengan seorang pria. Namun usia perkawinan baru seumur jagung, pernikahan itu kandas.
Dan pada akhirnya ia menjalin asmara dengan laki-laki lain tanpa diikat dengan sebuah hubungan suci.
"Saya berhubungan suami istri selama tiga tahun, seks bebas. Tapi saya tak tau laki-laki mana yang membawa virus itu, " katanya.
Namun meski sudah memberikan segalanya, cintanya tetap kandas.
Bukan cinta dan kasih sayang yang ia dapat malahan ia dinyatakan tertular virus HIV AIDS.
"Saya sempat sembunyikan diri dari keluarga dan tetangga, tapi aku tak kuasa mereka pada akhir mengetahuinya," katanya.
Sejak saat itu dirinya dikucilkan.
Tak sampai di situ saja perlakuan yang ia terima. Bahkan ia didiskriminasi.
"Saya tak boleh dekat dekat dengan ponakan. Saya dijauhi. Dan ini itu dilarang. Sedih saya begitu terpukul, " katanya.
Dari situ hidupnya mulai tak karuan.
Namun beruntung dua tahun setelah kejadian itu ia dipertemukan dengan orang-orang yang peduli terhadap pengidap penyakit HIV AIDS.
"Akhirnya saya masuk komunitas itu. Setiap ada kegiatan saya ikutin dan memulai kehidupan yang baru," katanya.