Baca: 8 Jam Lamanya Putri Novanto Dwina Michaella Dicecar KPK Seputar Asal-usul Saham PT Murakabi
"Kita lihat dulu hasil laboratoriumnya bagaimana. Kalau tumornya ganas berarti pasien harus mendapatkan pengobatan secara lanjutan. Kalau tidak berbahaya, berarti kita lakukan penanganan seperti biasa pascaoperasi," tandas Dokter Indara.
Faktor Genetika?
Indra menambahkan, dugaan sementara, perempuan muda itu terkena tumor ovarium karena faktor genetika (keturunan).
Meski demikian, untuk mencegah penyakit serupa, dokter ahli kandungan ini mengimbau masyarakat, khususnya kaum perempuan, supaya sering melakukan pemeriksaan kandungan secara rutin.
Sehingga apabila terdeteksi mengidap suatu penyakit bisa cepat dilakukan pengobatan atau penanganan lebih lanjut.
Biasanya pengidap tumor tidak pernah mengetahui sedang mengidap penyakit tersebut, karena tak pernah melakukan pemeriksaan secara medis ke dokter di rumah sakit terdekat.
Indung Telur
Berdasarkan penelusuran Serambi pada situs www.alodokter.com/kanker-ovarium, tumor jenis ini disebut juga kanker ovarium adalah kanker yang tumbuh pada indung telur atau ovarium.
Penyakit ini menduduki posisi ketujuh di antara jenis-jenis kanker yang paling umum menyerang wanita.
Baca: Ceceng Selamat Setelah Berenang Sejauh 50 Meter Tapi Nyawa Dadang Tak Tertolong
Setiap tahunnya, ada sekitar 250.000 kasus kanker ovarium di seluruh dunia yang menyebabkan 140.000 kematian per tahun.
Kanker ini dapat muncul pada segala kelompok usia, tapi umumnya terjadi pada wanita yang sudah masuk masa manopause atau berusia di atas 50 tahun.
Penyebab kanker ovarium juga belum diketahui secara pasti.
Ada beberapa faktor yang diduga bisa meningkatkan risiko seorang wanita untuk terkena kanker ini.
Faktor-faktor tersebut meliputi: usia kanker ovarium cenderung terjadi pada wanita berusia 50 tahun ke atas.