"Kalau kami jaganya bener, gak tidur atau gak lalai, ya gak dilihatin hal-hal begituan. Pengalaman saya, saat diganggu begitu saya sedang lalai saat tugas, semisal pas jaga malah keasyikan main hp, melamun, atau tak fokus dalam bertugas," terangnya.
Senada disampaikan petugas lain, Joko.
Menurut dia, kejadian-kejadian tak lumrah sudah menjadi hal biasa bagi petugas yang ada di Nusakambangan.
"Yang namanya penjara, hal-hal seperti itu sudah lazim. Apalagi ini di Nusakambangan," ujar pria asal Klaten yang sudah belasan tahun bertugas.
Dia menceritakan, pernah suatu ketika saat bertugas malam melihat sesosok seperti manusia berj‎alan melewatinya.
Tak lama kemudian, sosok tersebut berjalan menembus tembok dan sel.
"Sosoknya jelas, tapi saya gak tahu siapa dia, terus ngilang menembus sel," paparnya.
Baca: Ibu yang Sekap Tiga Anak Kandungnya Kini Dirawat di RSJ Lawang
Potensi Terpendam
Petugas Lapas Batu, Taufik kembali berbagi pengalaman setelah 18 tahun mengabdi sebagai sipir di Nusakambangan.
Menurut dia, 'pulau penjara' itu banyak memiliki potensi terpendam, khususnya dari segi sumber daya alam.
Seperti pohon plalar yang hanya berbunga lima tahun sekali hingga batu tumpang.
Di tangan kreatifnya, kekayaan alam itu dimanfaatkan untuk bisa memberikan penghasilan tambahan.
Di masa booming batu akik beberapa waktu lalu, pria yang sudah bekerja sebagai sipir Lapas Batu sejak usia 23 tahun itu mengaku bisa meraup keuntungan puluhan juta rupiah lewat menjual batu akik tumpang bulu hanoman.
Bahkan, dari situ ia bisa membangun rumah di Pulau Nusakambangan.