Laporan Wartawan Serambi Indonesia Asnawi Luwi
TRIBUNNEWS.COM, KUTACANE - Bustami (33), warga Desa Rema, Kecamatan Bukit Tusam, Aceh Tenggara tak menyangka harus melihat istrinya pergi untuk selama-lamanya dalam kondisi tragis.
Ia menemukan istrinya, Laiga (19) tergeletak di kebun jagung dengan luka memar di wajahnya, dan dalam kondisi setengah telanjang.
Istrinya diduga diperkosa lalu dibunuh di kebun yang berjarak sekitar 1 kilometer dari permukiman penduduk, Jumat (19/1/2018).
Bustami yang ditemui Serambinews.com, Sabtu (20/1/2018), mengatakan ia sangat mencintai istrinya.
Bustami mengatakan, ia dan istrinya dijodohkan oleh anak wawaknya bernama Salamah.
Laiga sebelum menikah dengan Bustami tinggal di Desa Rikit Bur II.
Bustami pertama kali bertemu Laiga di rumah Salamah, saat Bustami menjemput adiknya.
Setelah berkenalan hari itu, mereka janjian jalan-jalan hari Minggu ke Mbarung.
Baca: Dua Nelayan Aceh Utara Disambar Petir, Satu Tewas dan Satu Lemas
Bustami menjemput Laiga di rumahnya di Desa Rikit Bur I.
Empat bulan kemudian, Bustami menikahi Laiga yang saat itu masih duduk di bangku kelas II SMA.
Tak lama kemudian, mereka dikarunia anak laki-laki yang kini sudah berusia 1,5 tahun.
Menurut Bustami, selama menikah mereka jarang sekali bertengkar, karena dia sangat mencintai istrinya. Apalagi istrinya tidak pernah mau meninggalkan rumah.
"Saya sangat mencintainya," kata Bustami dengan mata berkaca-kaca.
Saat hari maut itu, Bustami sudah melarang istrinya pergi sendirian ke kebun.
Tapi Laiga tetap pergi ke kebun, sementara Bustami yang sedang sakit menjaga anaknya yang masih bayi di rumah.
Tak ada firasat apapun terhadap kepergian istrinya tapi mungkin saja bayinya yang merasakan firasat bahwa ibunya akan pergi meninggalkannya untuk selama-selamanya.
Karena bayinya menagis terus-menerus, Bustami tergerak langkahnya untuk menjemput sang istri ke kebun jagung.
Dan di sana, ia melihat istri yang sangat ia cintai tergeletak tak bernyawa.