Ratusan rumah warga dilaporkan terendam air yang disertai dengan lumpur dan potongan-potongan kayu.
Banjir yang melanda Dusun Corot ini disebabkan karena air di Sungai Tampekan meluap.
Hujan yang mengguyur sejak pukul 17.00 hingga 23.00 Wita, Selasa (23//2018), membuat jumlah debit air di Sungai Tanpekan meningkat, hingga meluber ke rumah warga yang tinggal di bantaran sungai.
Dari pantauan kemarin, tampak lumpur tebal masih melekat di setiap sudut rumah warga.
Potongan-potongan bambu juga masih berserakan di halaman rumah dan badan jalan.
Warga, petugas BPBD, TNI dan kepolisian terlihat bahu membahu membersihkan lumpur dan material yang dibawa air bah.
Kepala Desa Dencarik, Putu Budiasa, mengaku belum mengetahui secara pasti berapa kerugian yang dialami oleh warganya akibat musibah ini.
Ia belum mendata berapa jumlah pasti rumah yang terendam banjir. Namun Budiasa memperkirakan jumlahnya mencapai ratusan unit.
Kini, sebanyak 15 kepala keluarga (KK) terpaksa mengungsi di wantilan desa.
Ini dilakukan guna mengantisipasi terjadinya banjir susulan.
"Belum didata jumlah pastinya berapa. Tapi kalau diestimasi dari hulu ke hilir bantaran sungai, bisa mencapai ratusan rumah. Sawah dan kebun anggur juga kena," terangnya.
Musibah Rutin Tahunan
Banjir disertai lumpur juga terjadi di Dusun Alas Arum, Desa Kalianget, Kecamatan Seririt.
Banjir setinggi lutut orang dewasa itu dilaporkan menerjang sebanyak 33 rumah warga.
Dikatakan warga, musibah ini rutin terjadi hampir setiap tahun, di bulan Januari atau Februari.