Namun airmata itu berganti tawa kala Y membisikkan kata-kata cintanya.
"Saya mau kawini kamu," ujar dia.
Singkat cerita Melati pun hamil. Ia merasakan sakit di perutnya.
Ingin membuktikan kehamilan itu, Y dan Melati membeli alat pendeteksi kehamilan di sebuah apotek.
"Lucunya, kami tak tahu gunakan alat itu, mau bertanya malu, hingga akhirnya kami buang alat tersebut," kata dia.
Suatu waktu, Y hendak menjemput Melati di kelas.
Entah mengapa Melati cuek. Y marah karena merasa diabaikan. "Saya pukul dia," kata dia.
Pemukulan itu akhirnya membawa Y ke kantor polisi, lantas terungkaplah kehamilan Melati.
Kedua orang tua Melati meradang. Y pun dilapor atas tuduhan percabulan anak di bawah umur.
"Padahal saya sudah bicara baik - baik dengan kedua orang tuanya, saya ingin mengawininya,"kata dia.
Kini Y pasrah bakal dipenjara 15 tahun. Ia ingin anaknya nanti menjenguknya.