"Saya lahir di sini, penduduk asli kampung ini. Rasanya, sangat sakit tinggal di sini. Sejak 2010 kehidupan kami susah. tanaman di ladang hancur, gagal panen. Selalu hancur tanaman kami. Kena debu sedikit hancur," katanya.
Ia menyampaikan, bila ladang diterjang debu vulkanik, terpaksa satu bulan tidak bercocok tanam apalagi, saat ini mamasuki musim kemarau.
Padahal, dahulu, mereka rutin menanam padi, tomat, jagung, bawang dan sayur.
Baca: Red Notice Penerbangan Akibat Letusan Gunung Sinabung
Menurutnya, erupsi Gunung Sinabung pada Senin (19/2/2018) terbesar dari tahun 2010. Tinggi kolom mencapai 5000 meter.
Padahal biasanya hanya 2500 meter. Kemudian, jarak luncur awan panas ke arah Selatan-Tenggara mencapai 4500 meter. (tio/tribun-medan.com)