Bahkan dalam posisi duduk dia tidak bisa tegap. Pada 20 Januari 2018, Jahrani sukses menjalani operasi untuk mengeluarkan sendok dalam perutnya.
Kini perutnya benar-benar terbebas dari benda-benda asing. Kendati demikian, ia khawatir dorongan untuk makan benda-benda tak lazim datang kembali
Jahrani meminta ayahnya dibuatkan pagar di kamar tidurnya. Pagar kayu itu digembok sehingga dia tidak punya kesempatan keluar kamar dan makan benda asing lagi. Jahrani hanya keluar kamar ketika mau mandi dan kencing.
"Saya sendiri yang meminta dipasang pagar ini. Saya nggak mau tiba-tiba makan benda asing," tuturnya. Ia mengaku saat memakan benda asing itu dalam keadaan tak sadar. Biasanya, hal itu terjadi ketika dia merasa kosong.
"Biasanya, dorongan untuk makan benda asing ketika saya lagi sendirian, ketika orangtua sudah tidur malam hari," katanya.
Saat ini kondisi badan Jahrani lebih baik dibandingkan sebelumnya ketika ada sendok bersarang dalam perutnya.
Dokter juga sudah memeriksa kondisi syaraf Jahrani. Hasil scan syaraf Jahrani juga normal.
Beruntung orangtua Jahrani tidak dibebani biaya pengobatan dan operasi selama di rumah sakit.
"Saya menggunakan Jamkesda dan kartu BPJS sehingga semua pengobatan Jahrani gratis," ujar Jumrah.
Kendati demikian, ia masih mengutang untuk keperluan makan dan transportasi selama menunggui anaknya di rumah sakit.
Belum lagi, dia harus membeli pempers satu bal buat Jahrani selama perawatan.
Sedangkan pekerjaan suaminya serabutan, seperti berkebun, gali batu dan kuli bangunan. Jumrah berharap anaknya bisa kembali normal dan tidak makan benda tak lazim lagi. (top)