TRIBUNNEWS.COM -- Para nelayan di Desa Kramat, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang meminta agar pemerintah setempat memperhatikan 'nasib' Kramat yang terus mendangkal.
Mereka meminta agar pemerintah setempat mengeruk sungai tersebut sehingga saat air sedang surut kapal-kapal dan perahu milik mereka tetap bisa berlalu-lalang.
Baca: Menelusuri Isu Jual Beli Mayat untuk Bahan Pratikum Mahasiswa di Semarang
Baca: Pengakuan Seorang PSK di Manado
Pada saat air lagi surut, kapal dan perahu dengan ukuran agak besar mereka tak bisa masuk ke sungai.
Mandu, salah satu pemilik kapal mengatakan, saat ini kalau sedang surut kedalaman sungai bisa hanya setengah meter saja.
Pada pekan-pekan ini, jelasnya, surut terjadi pada pagi menjelang siang hari sehingga sangat mengganggu nelayan yang biasanya masuk pada siang hari.
"Kapal saya terpaksa diparkir di laut, tadi kandas tidak bisa masuk sungai. Buat masuk saya naik perahu ojek," kata Mandu, Minggu (25/2/2018).
Mandu meminta agar pemerintah meilakukan pengerukan agar saat air surut kapal-kapal juga bisa masuk ke sungai tersebut, karena saat ini banyak nelayan yang menggunakan Sungai Kramat untuk melakukan kegiatan ekonomi.