"Sejarah itu kembali terulang di Mahkamah Konstitusi ketika dipimpin Akil Mochtar," paparnya.
Baca: KPK Tetapkan 38 Anggota dan Mantan DPRD Sumut Sebagai Tersangka
Oleh karena itu, lanjutnya, salah satu cara terhindar dari perilaku koruptif yakni dengan kembali ke ajaran agama dan meneladani 4 sifat para nabi.
"Yakni Shiddiq, Amanah, Fathonah, dan Tabligh. Jika menjalankan itu, para anggota DPRD tidak akan mau menyampaikan yang tidak benar," pungkasnya.
Hal senada disampaikan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Jenderal TNI (Purn) Wiranto yang hadir mewakili Presiden Joko Widodo sekaligus membuka mubes.
"Korupsi kok berjamaah. Kita malu jika tak mampu menyerap dan mengilhami ajaran-ajaran para ulama, termasuk ajaran Syaichona Cholil," katanya.
Karena itulah, lanjut Wiranto, Presiden Joko Widodo sering mengundang para ulama hadir ke Istana Negara untuk menyerap ilmu ulama dan ditelurkan menjadi kebijakan.
"KPK akan nganggur jika semua menyerap dan mengamalkan ilmu para ulama," tandasnya.
Selain Agus Rahardjo dan Wiranto, mubes tersebut menghadirkan Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, dan Menteri Ketenagakerjaan Moh Hanif Dhakiri.
Imam Nahrawi menjadi pemateri dalam Seminar Kebangsaan 'Peran Pemuda dalam Mengawal Keutuhan NKRI'. Sedangkan Moh Hanif Dhakiri mengisi acara Talkshow bertajuk 'Eksistensi Alumni di Era Globalisasi'.
Ketua Umum Mubes I Alumni dan Simpatisan, KH nasih Aschal menyatakan, sengaja mengundang Ketua KPK agus Rahardjo agar kaum pesantren mempunyai atensi khusus terhadap tindak korupsi.
"Permasalah bangsa ini sejatinya terletak pada maraknya perilaku koruptif. Bahkan hari ini kami sampaikan, bukan hanya kafirkan penista agama tapi juga kafirkan para koruptor," tegasnya.
Kiai muda yang akrab disapa Ra Nasih itu menambahkan, dicetuskannya mubes ini berangkat dari pemikiran kebangsaan dan keagamaan.
"Tema Eksistensi Alumni di Era Globalisasi menjadi sebuah pesan penting agar bangsa Indonesia semakin baik dan sejahtera," pungkasnya.