TRIBUNNEWS.COM, LALAN - Kasus perampokan dan pembunuhan sopir taksi online yang melibatkan empat pemuda asal Lalan menarik perhatian banyak orang.
Sejumlah orang malah mulai memberikan penilaian negatif pada kecamatan yang subur ini.
Gara-gara perampokan itu ada yang menyebut Lalan adalah wilayah miskin, Lalan berada di pelosok.
Kecamatan Lalan merupakan kawasan transmigrasi yang terbilang sukses.
Warga disini hidup berkecukupan, dengan mata pencaharian sebagai petani padi, sawit, jagung, dan karet.
Kepemilikan lahan bervariasi, mulai dari dua hektare, lima hektare, bahkan ada yang sampai sepuluh hektare.
Baca: Kecelakaan Karambol di Jalur Pantura Semarang-Kendal, Dua Pengendara Motor Tewas
Terdiri dari 27 desa, kecamatan ini memiliki banyak aliran anak sungai.
Pada musim penghujan jalanan sangat becek sehingga sulit dilintasi.
Listrik di wilayah ini memang tidak tersedia 24 jam, hanya dari pukul 18.00-06.00 WIB.
Meski demikian, jaringan telekomunikasi cukup mumpuni.
Di beberapa tempat malah sudah tersedia jaringan 4G.
Makanya, warga terutama anak-anak dan remaja sudah familiar dengan media sosial facebook dan instagram.
Baca: Koalisi Masyarakat Peduli Tumpahan Minyak Siapkan Gugatan Class Action, Turunkan 12 Pengacara
Satu pelaku atas nama Hengki kini masih dicari polisi.
Dia bahkan sempat mengirimkan pesan facebook ke kepala desa saat sudah dicari polisi.
Dalam pesannya Hengki mengungkap alasannya tak mau menyerahkan diri.
Kades dan Hengki sempat saling balas chat.