"Dia selalu pindah tempat tinggal saat sembunyi. Mulai Kendal, Pemalang, Wonosobo, dan terakhir itu di Brebes. Dia juga di sana ganti nama menjadi Hendri, bukan lagi Hengki," Ujar Zulkarnain.
Dalam pelariannya, rupanya Hengki mengaku sangat bersalah.
Ia sempat menghubungi Fredi Kepala Desa Mulya Jaya, Kecamatan Lalan, Musi Banyuasin.
Sejak obrolan singkat melalui aplikasi messenger pada akhir pekan lalu, tidak ada lagi kontak dengan buronan Polda Sumsel ini.
Fredi berinisiatif menghubungi sewaktu melihat facebook Hengki aktif pada Minggu (1/4/2018).
Keinginan kuat itu juga muncul sewaktu melihat adanya penggantian foto profil menggunakan latar pantai dan gunung.
Hengki waktu itu dibujuk untuk menyerahkan diri ke polisi.
Sebab, orangtuanya juga berkeinginan putra satu-satunya itu sadar dan tobat atas kelakuannya.
"Saya tidak berani dipenjara," kata Fredi, menyebutkan isi pesan itu kepada Tribun Sumsel, Jumat (6/4/2018) pagi.
Baca: Dokter Terawan Masih Diizinkan Buka Praktik Lagi
Mengetahui jawaban pesan demikian, Fredi balas mengirim pesan.
"Kalau tidak berani dipenjara maka siap mati. Kau sudah salah, orang salah harus berani bertanggung jawab, apapun risikonya. Malam ini aku tunggu di rumah, besok pagi ke Palembang untuk diantar ke polda."
Hengki hanya membalasnya pesan itu dengan kalimat "aku kotor mas".
Sampai kini tak ada lagi kontak dengan pria yang selama ini dikenal ramah oleh tetangga.
Hingga akhirnya dia temukan bersembunyi di Jawa Tengah dan ditembak polisi saat hendak mencoba kabur.
Nyawanya tak tertolong saat hendak dibawa ke rumah sakit.