Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Siti Zubaidah
TRIBUNNEWS.COM, BALIKPAPAN - Sebanyak 10 orang petani kepiting keramba yang tinggal di wilayah Kariangau Balikpapan gagal panen dan mengalami kerugian.
Para petani terpaksa memindahkah kepitingnya dari tambak karena tambak milik petani ikut tercemar tumpahan minyak.
Kepala Dinas Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DPPP) Balikpapan Yosmianto mengatakan, kalau kepiting itu ada dua, satu sisi bagi petani tambak adalah hama.
Tapi bagi pembudidaya itu dibudidayakan untuk dijual.
"Jadi kalau gambar kemarin kepiting mati itu ngga dibudidaya, kalau di keramba memang dibudidaya, ada memang beberapa hari tidak bisa budidaya karena air tercemar, keuntungan yang didapat jadi tidak ada," kata Yosmianto, Kamis (12/4/2018).
Baca: Hanya Ingin Terlihat Gagah, Kepala Gudang Pabrik Tepung Ini Menyamar Jadi TNI
Disampaikan Yosmianto, untuk panen kepiting itu tidak menentu, karena pembesaran kalau dapat bibit kepiting yang besar cepat.
"Kalau kecil-kecil perlu waktu untuk membesarkan," katanya.
Berapa lama? bisa sebulan secara bergilir untuk sekali panen.
"Kepiting telur atau tidak kan musiman, kalau betina pasti bertelur, kalau bertelur ya dibiarkan dulu, ukurannya juga harus yang besar baru bisa dijual," kata Yosmianto.
SelaIn kepiting, Yosmianto mengatakan, belum bisa menghitung berapa banyak ikan di laut mati, dan dampak lainnya.
Namun yang paling disayangkan banyaknya Plankton yang rusak.
Baca: PT APP Tanam 145 Ribu Mangrove, Kontribusi Nyata Jaga Konservasi Pinggiran Pantai