News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bom di Surabaya

Mulyo Melihat Sebagian Tubuh Perempuan Bercadar yang Diberhentikan Rekannya itu Terbang

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Polisi melakukan olah TKP di depan Gereja Kristen Indonesia (GKI) Diponegoro pasca meledak, Minggu (13/5/2018) pagi. SURYA/SUGIHARTO

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Mulyo Hartono (44), juru parkir GKI Diponegoro menceritakan awal ledakan bom bermula saat Minggu (13/5/2018) pagi banyak jemaat berdatangan.

Para juru parkir pun sibuk mengatur sepeda motor dan mobil jemaat yang baru datang.

"Ada yang mengatur mobil, saya mengatur jemaat pemuda yang masuk. Waktu itu terlihat tiga orang perempuan bercadar berjalan cepat ke arah gereja, satu dewasa, dua kecil-kecil. Teman saya, Yesaya (40), satpam yang sedang berjaga sontak lari dan berusaha menghentikan perempuan yang berjalan paling depan dengan menarik tas ransel yang dia (pelaku) kenakan," cerita Mulyo.

Lalu ledakan terjadi seketika di parkiran gereja.

Mulyo yang saat itu berjarak hanya dua sepeda motor dari ledakan, sempat melihat sebagian tubuh perempuan yang diberhentikan Yesaya itu terbang.

Mulyo juga melihat tubuh Yesaya terpental saat ledakan, dia terluka parah di bagian kaki dan tangan kanan. Dia tergeletak tak berdaya.

Baca: Tetangga Tak Menyangka Sosok Santun dan Ramah itu Menjadi Pelaku Pengeboman

"Saat tahu Yesaya terluka, saya bingung mau menolong dia. Tapi tidak boleh sama para jemaat yang sudah ada di dalam gereja. Saya disuruh menjauh, saat itu posisi perempuan kecil kedua telungkup gak tahu masih hidup atau tidak. Sementara perempuan ketiga saya gak tahu posisinya di mana," lanjut Mulyo.

Dia mengaku tak mengetahui jelas wajah tiga pelaku karena mereka semua bercadar.

Benar saja, selang beberapa menit setelah Mulyo menjauh, bom kedua yang diduga dibawa perempuan kecil telungkap, meledak.

"Beberapa saat setelah bom itu meledak, saya langsung menolong Yesaya. Dia di bawa ke rumah sakit," katanya sambil menunjukkan bajunya yang bersimbah darah di celana, dan sepatu yang mulai mengering.

Setelah ledakan ke dua itu, Mulyo mengaku melihat polisi datang dan mengamankan lokasi.

Saat kejadian, Mulyo mengaku mendapatkan telepon dari anak keduanya. Sambil menangis, sang anak menanyakan apa dia dalam keadaan aman.

"Saya cuma jawab doakan saja tidak ada apa-apa. Saat itu posisinya memang banyak jemaah yang datang, tapi alhamdulillah jemaat tidak ada yang terluka," katanya.

Tabrak Pintu Gereja

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini