TRIBUNNEWS.COM -- Insiden berdarah yang membuat Indonesia berduka pada Minggu (13/5/2018) membuat negara ini sangat terpukul.
3 bom yang meledak di waktu bersamaan di gereja Surabaya menciptakan duka sangat mendalam.
Diiringi dengan serangan susulan lain yang bertubi-tubi terus datang lagi di berbagai wilayah.
Pertama kali dipicu dari kejadian di Mako Brimob tepat seminggu sebelum insiden 3 Gereja Surabaya terjadi.
Baca: Dari Sepatu, Terungkap Teroris Penyiksa Polisi di Rutan Mako Brimob
Baca: Status-status Istri Dita Sebelum Meledakkan Diri Bersama Dua Putrinya
Sekarang ini, pihak kepolisian yang terdiri dari Densus 88 dan Gegana selalu siap waspada.
Selain itu, pemerintah juga sudah menjalankan kegiatannya untuk menyisir semua warga Indonesia yang berpotensi sebagai teroris.
Nyaris di semua kota di Indonesia sekarang sedang digalakkan untuk menangkap para teroris tersebut.
Beberapa titik terbanyak keberadaan teroris ternyata bersumber juga dari Jawa Timur.
Setidaknya sudah lebih dari 15 orang yang kini diamankan oleh kepolisian.
Pemerintah bersama kepolisian daerah Jatim menyisir dan menemukan banyak fakta baru tentang jaringan ini.
Beberapa di antara menyebutkan soal kelompok JAD yang selama ini banyak dikaitkan dengan para teroris ini.
Berikut ulasan lebih lengkap soal penemuan polisi terbaru tentang penyisiran jaringan teroris.
Polisi menangkap ketua kelompok jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) wilayah Jawa Timur.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian memastikan terduga teroris yang tertangkap di Kabupaten Malang, Jawa Timur merupakan ketua Jamaah Ansharut Daulah (JAD) wilayah Jawa Timur.