TRIBUNNEWS.COM, BANYUWANGI - Festival Musik Patrol Banyuwangi di Stadion Diponegoro, Senin (28/5/2018) malam, ternyata menjadi ajang adu gengsi antarkecamatan di Banyuwangi. Tiap kecamatan tampil totalitas di agenda tahunan ini.
Seperti juara bertahan, Kecamatan Cluring, bahkan artis-artis asal Cluring turut serta membela daerahnya. Mereka adalah Cak Percil, beserta artis-artis dangdut Demi, Reni Farida, dan Rozi.
Kehadiran mereka menambah meriahnya festival musik patrol, yang terbuat dari bambu, mulai seruling, therotok, gong, tempal, kentongan pethit, dan alat musik tradisi lainnya.
Ribuan orang berbondong-bondong memadati stadion untuk melihat festival musik tradisional ini.
Pembukaan festival patrol ini ditandai pemukulan alat musik terothok oleh Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, beserta Wakil Bupati Yusuf Widyatmoko dan forum pimpinan daerah.
Usai pembukaan, penampilan pertama langsung menghadirkan seniman asli Banyuwangi " Cak Percil".
Pelawak kondang yang viral akibat sempat mendekam di penjara Lai Chi Kok, Hongkong karena dianggap melanggar aturan imigrasi negara setempat ini ikut meramaikan festival patrol 2018.
Percil hadir sebagai peserta dari kontingen Kecamatan Cluring, yang merupakan tanah kelahirannya.
Sambil membawa lampu petromak dan meneriakan "Saur...Saur...sing nang Hongkong ayo muleh timbang di penjara (yang di Hongkong ayo pulang timbang di penjara)," teriak Cak Percil, yang langsung disambut tawa penonton.
“Bagi saya festival di Banyuwangi sangat hebat semuanya bagus, termasuk festival ini. Makanya saya bela-belain pulang kampung, dan besok langsung balik ke Surabaya, demi ikut festival ini," kata Percil.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, festival patrol ini adalah tradisi rakyat banyuwangi untuk membangunkan masyarakat dari tidurnya supaya segera sahur.
"Kami sengaja angkat tradisi ini, dalam sebuah festival agar ada pendekatan keagamaan yang bernuansa budaya. Dulu sejarah agama Islam yang dibawa para Wali Songo masuk ke Indonesia lewat pendekatan budaya. Ada gamelan, gapuro dan lain-lain. Dan kita ingin di Banyuwangi ini kita lakukan yang sama,” kata Anas.
Tradisi patrol ini, menurut Anas, akan terus ditradisikan dan kembangkan sebagai syiar Islam.
"Bagi kami syiar Islam yang dikemas dalam budaya patrol akan lebih mengena di hati masyarakat. Patrol ini juga akan mengingatkan kita tentang pentingnya guyub dan peduli dengan tetangga seperti yang dilakukan orang tua kita dahulu," katanya.