Keduanya berkenalan di media sosial, dan hubungannya belum berlangsung lama.
Susanto menerangkan, korban sendiri dihabisi nyawanya oleh pelaku dengan cara dipukul dengan balok kayu dan diikat dengan pakaian.
Jasad korban lalu dibuang ke sungai.
Menurut informasi, sebelum-sebelumnya, pelaku diduga sering memukuli korban.
"Informasi dari teman-temannya begitu," pungkas Kapolresta.
Saat ditanyai apakah korban sempat disetubuhi sebelum dibunuh, Susanto menampiknya.
"Dari hasil pemeriksaan otopsi tidak ada," katanya.
Sementara itu, ayah korban Selamat Riyadi (64) kepada Tribun mengatakan, ia tak pernah mengira anak perempuannya bernama Tri Murtini (24) harus meregang nyawa dengan cara yang tragis.
Namun Selamat mengaku kini sudah mengikhlaskan kepergian anak bungsunya itu.
Selamat mengungkapkan kematian korban pada dasarnya sudah takdir dari yang maha kuasa.
Saat ditemui Tribun di kediamannya di Jalan Dahlia, Kecamatan Sukajadi, Pekanbaru, Kamis (5/7/2018), Selamat bercerita soal kenangannya terhadap sang anak semasa masih hidup.
Disebutkan Selamat, Tri Murtini sejak beberapa tahun belakangan memilih untuk tinggal di kos-kosan yang tak jauh dari rumah.
Sehari-hari Tri Murtini menjadi karyawan di tempat penjualan bakso bakar. Dia memang memilih untuk hidup secara mandiri.
Hanya sesekali saja, anak ketiga dari tiga bersaudara itu pulang ke rumah menemui Selamat.