"Untuk pelunasan, saya menjual motor hingga sampai terkumpul Rp 36 juta," ujar kakek tujuh cucu itu.
Meski hendak berangkat, Safuan masih tetap bekerja di tempat tambal bannya.
Ia terlihat membantu pengendara motor yang lewat untuk mengisikan angin di ban motor.
"Sudah ada beberapa yang mampir. Ada yang nambal ban, ada mampir karena beli bensin," ucapnya.
Safuan mengaku beruntung dapat kesempatan menunaikan ibadah haji, terlebih setelah menunggu antrean 7 tahun.
Sekali lagi, ia menyukuri kesempatan ini karena dari penghasilan yang tak menentu, ia diberi kesempatan menunaikan ibadah haji.
"Kalau dipikir-pikir penghasilan sama pengeluaran itu minus. Tapi Gusti Allah memanggil saya untuk ke Mekah. Alhamdullilah kami akan berangkat ibadah haji," pungkasnya. (kompas.com/Kontributor Semarang, Nazar Nurdin)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sisihkan Upah dari Tambal Ban, Safuan dan Istrinya Berangkat Haji"