"Sebelumnya kami diberitahu kalau kepulangan Shinta ditanggung oleh negara, tapi siang tadi dikabari kalau biaya kepulangan tidak ditanggung," ujar Umi Salamah, ibu Shinta, Senin (13 Agustus 2018).
Umi juga sempat diberi harapan oleh Kemenlu kalau biaya kepulangan ditanggung negara. Namun syaratnya harus menyertakan surat keterangan tidak mampu.
Umi lantas menolak persyaratan itu karena ia merasa mampu. Ia tidak ingin 'menipu' negara dengan alasan tidak mampu.
"Saya sebetulnya bisa, hanya saja kabar ini mendadak. Padahal sebelumnya saya baru saja kirim uang ke Shinta senilai 8 ribu Euro. Itu sekitar Rp 150 juta," ungkapnya.
Umi pun memilih untuk membuka donasi di kitabisa.com daripada harus membuat surat pernyataan tidak mampu. Donasi itu dibuat oleh anak ketiganya yaitu Helmy.
Berdasarkan informasi itu, Helmy mematok nilai maksimal yaitu Rp 60 juta di kitabisa.com. Nilai itu ia ambil berdasarkan pengalaman sejumlah orang terkait biaya pemulangan jenazah ke Indonesia.
Dalam kurun waktu beberapa jam saja, target tercapai.
Umi Salamah juga mengungkapkan bahwa putrinya itu akan menikah dengan pacarnya yang saat ini tengah menempuh pendidikan di Institut Teknologi Bandung (ITB).
"Desember nanti selesai dan rencana mau menikah. Dia sudah lima tahun belum pulang karena memang komitmennya tidak pulang sebelum selesai kuliah,” ungkap Umi Salamah, Selasa (14/8/2018).
Rencananya, setelah melangsungkan pernikahan, Shinta akan kembali lagi ke Jerman bersama suaminya untuk menempuh pendidikan S3. Namun rencana pernikahan itu dipastikan gagal karena takdir berkata lain.
Kini keluarga besarnya yang berada di Malang menunggu kepulangan jenazah Shinta dari Jerman. Rencananya jenazah Shinta akan tiba di Kota Malang pada Kamis atau Jumat.
Di hari yang sama, Plt Walikota Malang Sutiaji mengunjungi rumah duka yang terletak di Bandulan, Gang 12 pada Selasa sore. Sutiaji datang bersama sejumlah staf Pemkot Malang.
Dikatakan Sutiaji, awalnya Pemkot Malang bermaksud membantu kepulangan jenazah dari Jakarta menuju Kota Malang.
Namun ternyata rencana itu tidak jadi karena keluarga sudah menyiapkan kendaraan sendiri