Ia mandi bersama seorang rekannya yang berasal dari Maluku.
Pada sore hari, seorang temannya yang lain tidak bisa menemukan Shinta di sekitar danau.
Merasa khawatir, temannya itu kemudian memanggil Shinta dengan pengeras suara. Namun upaya itu juga tidak berhasil.
“Shinta tidak bisa ditemukan teman-temannya sehingga melapor ke pengawas danau untuk dibantu mencari. Semua peralatan canggih dikerahkan, mulai dari helikopter hingga kapal selam mini untuk mencari Shinta,” imbu Umi.
Pencarian terus dilakukan hingga tengah malam, sebanyak 100 personel tim rescue dikerahkan.
Meski dengan alat canggih seperti sonar deteksi, deteksi panas hingga kapal selam mini, namun jasad Shinta belum bisa ditemukan.
Akhirnya pencarian tersebut harus terhenti pada Kamis pukul 01.00 setempat.
Pagi harinya, tim operasi kembali melanjutkan pencarian.
Tim kesulitan mencari korban karena luasnya danau dengan panjang 680 meter dan lebar 220 meter tersebut.
Belum lagi kedalamannya lebih dari empat meter.
Namun upaya keras tim penyelamat itu membuahkan hasil setelah menemukan korban sekitar 30 meter dari darat.
Begitu ditemukan, jenazah sempat diidentifikasi sebelum seorang rekannya sesama mahasiswa memastikan kalau jenazah adalah Shinta.
Korban kemudian dievakuasi dan diselidiki polisi setempat. (Benni Indo)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Mahasiswi Malang yang Tenggelam di Jerman Itu Dikenal Cerdas, Ini Kenangannya di Mata Sang Guru,