TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Keluarga Korps Marinir angkat bicara soal polemik kematian Kelasi Kepala Achmad Halim Mardyansah (29).
Kelasi Kepala Achmad Halim Mardyansah (29) merupakan salah satu anggota Detasemen Perbekalan Pangkalan Marinir (Denbek Lanmar) Surabaya yang ditemukan meninggal dunia di belakang kantornya di Kompleks Marinir Karang Pilang diduga akibat gantung diri.
Melalui rilis dan hak jawab yang diterima Surya, Minggu (16/9/2018), Kadispen Korps Marinir
Letkol Marinir Ali Sumbogo mengungkap 9 hal penting terkait peristiwa dan pemberitaan yang sudah bermunculan.
Hal penting pertama yang diungkap adalah Kelasi Kepala Achmad Halim Mardyansah, bukan saja menyisakan duka bagi keluarga dan handai taulan, akan tetapi juga duka bagi keluarga besar Korps Marinir.
Karena almarhum termasuk salah satu prajurit yang baik, loyal dan berdedikasi tinggi.
Dalam rilis dan hak jawab itu juga disebutkan bahwa pada 10 September 2018, terkait dengan penemuan jenazah almarhum, petugas Pomal Lantamal V Surabaya telah memintakan visum et repertum/autopsi dengan surat Nomor : VER/ 05/ IX/ 2018 tanggal 10 September 2018.
Baca: Dikabarkan Meninggal Gantung Diri, Keluarga Marinir Halim Merasa Janggal Ada Luka di Tubuh Korban
Pihak keluarga korban kemudian tidak bersedia untuk jenazah diautopsi dengan alasan keluarga sudah ikhlas, atau tidak bersedia untuk jenazah diautopsi.
Selain itu, dituliskan juga bahwa hasil pemeriksaan luar atas jenazah almarhum oleh dokter pemeriksa dari Yonkes-2 Marinir disimpulkan bahwa penyebab kematian kemungkinan adalah asfiksia (henti nafas) diakibatkan trauma tumpul (jeratan) di leher atas.
"Dari fakta-fakta tersebut, dapat kami beritahukan bahwa Korps Marinir tidak memiliki niat untuk menutupi kematian anggotanya," demikian isi rilis tersebut.
"Korps Marinir telah berupaya secara maksimal untuk mengurus kematian almarhum sesuai dengan prosedur dan pedoman dari Komando Atas termasuk meminta bantuan aparat penegak hukum TNI AL, dalam hal ini Pomal Lantamal V Surabaya."
"Kepada pihak keluarga, Korps Marinir mengucapkan turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas kematian suami, ayah, anak tercinta," tulis surat itu.
Baca: Pengakuan Tersangka Pembunuh Ninin: Saya Bayar Rp 100 Ribu, Dia Marah-marah Langsung Saya Cekik
Pemberitaan sebelumnya, Achmad Halim Mardyansah dikabarkan meninggal bunuh diri di pohon bambu belakang kantor Detasemen Perbekalan (Denbek) Pangkalan Korps Marinir (Lanmar) Karangpilang Surabaya, Senin (10/9/2018).
Aisyah Syafiera (23) istri korban mengatakan, korban berpamitan berangkat piket ke kantornya pada Sabtu (8/9/2018) sekira pukul 08.00 WIB.
Dia sempat berkomunikasi dengan korban melalui handphone. Kemudian korban pulang ke rumah untuk makan siang pada pukul 12.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB.
Saat itu, korban masih mengenakan seragam baju dinas kembali bertugas piket ke kantornya.
Setelah itu, ia sempat menghubungi suaminya bermaksud untuk menawarkan makan malam di rumah.
"Tapi malam itu mas (almarhum) tidak membalasnya," ujarnya saat ditemui Surya, Jumat(14/9/2018) dini hari.
Pihak keluarga mulai curiga ketika korban tidak kunjung pulang.
Singkat cerita, pada Senin pagi (10/9/2018) pihak keluarga didatangi dua anggota mengendari mobil.
Kemudian, orang tua bersama istri korban menumpang mobil itu menuju ke kantornya.
Baca: Jokowi Pastikan Bonus Atlet Peraih Medali di Asian Para Games 2018 Sama Dengan Atlet Asian Games
Hj Istiatin, ibu korban, didampingi anggota Marinir menuju ke lokasi ditemukannya korban.
Betapa terkejutnya dia ketika melihat sesosok jenazah ditutupi kain sprei putih bersandar di dinding belakang kantornya.
Dia bahkan sempat berteriak tak kuasa menahan tangis ketika melihat jenazah anaknya telah terbujur kaku.
"Saya teriak itu anak saya," ungkapnya.
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Penjelasan TNI AL Soal Meninggalnya Kelasi Kepala Achmad Halim, Pastikan Tak Akan Menutupi