Perkebunan kelapa masih merupakan sektor yang menjanjikan keuntungan ekonomis di masa mendatang.
Demikian diyakini Gubernur Sulut, Olly Dondokambey di tengah merosotnya harga kopra di Kantor Gubernur, Kamis (13/9/2018).
Petani di Sulut memang masih terfokus di pengolahan kopra yang harganya sering jatuh di waktu tertentu, padahal kata Olly produk turunan kelapa lain punya nilai ekonomis, pun buah kelapa muda.
Olly menyebut peluang perkebunan kelapa di masa mendatang akan makin terbuka, itu ia sebut usai berdiskusi dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, beberapa waktu lalu.
"Jadi nanti ada industri sabut kelapa, ini industri besar peluang bagi Sulut, sudah ada regulasi yang dijanjikan pak Darmin untuk menunjang Sulut," kata Olly.
Regulasi menyangkut jalur distribusi, Sulut sendiri merupakan hub port di wilayah Indonesia Timur yang memungkinkan menjadi pintu masuk ekspor impor Asia Pasifik.
"Jika di manfaatkan jalur distribusi akan berjalan baik," ungkap Mantan Anggota DPR RI ini
Potensi untuk menggarap hasil kelapa kian terbuka, tak hanya sabut, arang tempurung
"Semua hasil akan bermanfaat baik," kata Ketua DPD PDIP Sulut ini.
Saat ini sabut kelapa dan arang tempurung dimanfaatkan untuk bahan bakar. Lalu karena di Sulut banyak acara pengucapan syukur.
Jalur distribusi melalui Sulut belum terealisasi biaya transportasi masih mahal. Sebab itu untuk memperoleh peluang ini, Sulut melakukan peremajaan perkebunan kelapa, dan meningkatkan mutu tanaman kelapa.
Semua pihak pun harus membangun optimisme bagi masyarakat meningkatkan gairah menanam kelapa.
"Media juga memberitakan sesuatu kepada masyarakat agar percaya kembali untuk menanam," kata Bendahara DPP PDIP ini
Isu isu yang berkembang seputar kelapa punya harus ditepis, sepeti minyak kelapa kolesterol tinggi lebih dari minyak sawit
"Setahu saya dari dulu minyak kelapa itu bisa diminum langsung. Misalnya untuk ibu hamil bisa lebih lancar melahirkan, tapi banyak yang salah tafsir," ungkap Gubernur.(*)