Meski raut kesedihan begitu kentara dari wajahnya.
Dia terakhir bertemu Nadya, Sabtu (15/9/2018) pagi, sebelum sang anak berangkat ke Malang bersama rekan-rekannya.
Pagi jam 06.00 WIB, Nadya berangkat tapi jam 09.00 WIB pulang lagi, dan kemudian menuju ke Malang.
Saat jam 09.00 WIB itulah, pertemuan terakhir Eko dengan Nadya.
"Pa pamit ya," ujar Eko menirukan ucapan sang anak.
Kata perpisahan yang izinnya untuk acara kampus bersama rekan-rekannya itu ternyata kalimat berpisahan terakhir Nadya dengan papanya.
Eko tahu tentang peristiwa yang menimpa anaknya, Minggu (16/9/2018) siang.
Itupun berawal dari kekhawatirannya terhadap anaknya yang tidak kunjung pulang.
Baca: Ku Tepati Janjiku, Daripada Bercerai Lebih Baik Mati, Status FB Nono Dua Jam Sebelum Gantung Diri
"Katanya Minggu pagi pulang, kok sampai siang sekitar jam 12.00 WIB belum ada kabar. Kemudian saya hubungi ponselnya, malah diangkat seorang pria, temannya. Nah, temannya yang menerima telepon itu menceritakan kejadiannya," urai dia.
Mendengar kabar itu, Eko pun langsung meluncur ke Malang. Tapi dia tidak sampai di lokasi kejadian.
Dia langsung ke Rumah Sakit Syaiful Anwar Malang, karena dikabari jenazah sang anak sudah di rumah sakit.
Dari rumah sakit, jenazah Nadya lantas dibawa pulang ke rumah duka. Sampai di rumah sekira jam 19.00 WIB.
Beberapa saat kemudian jenazah Nadya dimakamkan di tempat pemakaman umum Desa Pepelegi, sekira pukul 22.00 WIB.
Eko maupun istrinya mengaku tak punya firasat apa-apa terkait peristiwa ini.
Kepergian Nadya membuat keluarga, kerabat, teman, dan semua yang ditinggal merasa sangat kehilangan.
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Ini Kalimat Terakhir Mahasiswi Unair pada Sang Ayah Sebelum Tewas Tenggelam di Malang, Firasat?