TRIBUNNEWS.COM, KOTABARU - Belasan mahasiswa tergabung dalam Himpunan Nahasiswa Islam (HMI) melakukan aksi demo ke kantor Pemerintah Kabupaten Kotabaru.
Aksi demo sempat terjadi kericuhan antara petugas dengan mahasiswa saling dorong, karena mencoba marangsek masuk kantor simbol daerah.
Aksi unjuk rasa mahasiswa membuat tegang suasana kantor pemerintah daerah, karena belasan mahasiswa sempat bersikeras ingin melihat kantor bupati. Bahkan sempat terbesit ungkapan ingin menyegel ruang kantor kepala daerah.
Baca: Sule Berikan Salon untuk Mantan Istrinya
Sebagai ungkapan kekecewaan belasan mahasiswa, meminta kehadiran bupati di tengah aksi demo yang berlangsung sekitar dua jam.
Mahasiswa meminta kehadiran bupati, karena ingin mendengar langsung pernyataan kepala daerah tersebut kinerja pemerintahan dan mempertanyakan banyaknya pembangunan infrastruktur yang belum terealisasi.
Antara lain pembangunan perkantoran, rumak sakit baru di Stagen yang dibangun sejak 2010, hingga sekarang belum digunakan untuk pelayanan kesehatan.
Baca: Dalam Sepekan Tim Resnarkoba Polrestabes Makassar Ungkap Empat Kasus Narkotika
Selain itu, belasan mahasiswa juga mempertanyakan pembangunan infrastruktur jalan di wilayah Kabupaten Kotabaru yang tidak merata.
Sebelumnya belasan mahasiswa tergabung dalam HMI ini, mengikuti rapat dengar pendapat (hearing) di kantor. Namun hanya beberapa menit hearing dibuka, mahasiswa meninggapkan ruang rapat.
Mereka kecewa, hearing yang juga diikuti organisasi masyarakat (LSM) organisasi pedagang ikan nelayan (OPIN) tersebut tidak dihadiri Bupati Kotabaru H Sayed Jafar.
Bahkan, mereka sempat mengancam menjenput bupati untuk hadir saat hearing. Sebelum para mahasiswa meninggalkan ruang paripurna termpat berlangsung rapat yang dipimpin Ketua DPRD.
Wahid Hasyim selaku orator demo dari HMI, kepada banjarmasinpost.co.id, menyatakan rasa kekecewaannya kepada pemerintah daerah.
"Banyak sekali pembangunan belum digunakan. Seperti rumah sakit, perkantoran belum digunakan. Seperti rumah sakit, dibangun sejak 2009 sampai sekarang," jelas Hasyim.
Hasyim juga tidak menepis, maksud dan tujuan aksi demo selain mempertanyakan kinerja pemerintah daerah soal pelayanan publik.
Sekaligus mempertanyakan ketidak harmonisan hubungan Bupati Kotabaru H Sayed Jafar dengan Wakil Bupati Ir H Burhanudin.
"Iya (ketidak harmonisan) itu salah satu ingin kami tanyakan. Kami ingin tahu apa masalahnya," ungkap Hasyim.
Terpisah, emosi belasan mahasiswa sempat memuncah dan sempat beradu argumen dengan aparat kepolisian, akhirnya meredam. Setelah mereka ditemui Asisten III, beberapa kepapa bagian dan kepala Satpol PP.
Berjanji akan menyampaikan ke bupati, beberapa poin perihal yang menjadi tuntutan mahasiswa.
"Saya akan menyampaikan ke bupati apa yang menjadi aspirasi hari ini," kata Asisten III Gusti Syamsul Bahri dihadapan mahasiswa yang kemudian membubar diri dengan tertib.(banjarmasinpost.co.id / Helriansyah)