Disebutkan dia, sekitar dua minggu lalu, pihak sekolah menggelar razia rutin.
"Awalnya sasaran kita HP, tapi pas razia ada guru mendapati bagian tangan anak, ada bergaris-garis. Semuanya perempuan, cuma ada satu laki-laki," kata Lily.
Jumlah keseluruhan anak yang kedapatan ada luka gores di bagian tangannya yaitu total 55 orang.
Atas temuan itu, pihak sekolah pun merasa cemas dan khawatir.
"Langsung saya kontak BNNK Pekanbaru. Karena kita takut ada apa-apa," ungkap Lily.
Saat ditanya, puluhan siswanya itu mengaku cuma ikut-ikutan aja.
"Ada challenge gitu, lihat di IG dan WA. Kita panggil orangtuanya, mereka pun tak tahu anaknya seperti itu," sebut Lily lagi.
Lanjut Lily, setelah petugas dari BNNK Pekanbaru dan dokter datang, barulah ada disinggung soal salah satu merek minuman berenergi yang diduga mengandung zat benzo.
"Izin BPOM-nya padahal ada (dikemasan), kehalalan dari MUI juga. Cuma memang ada larangan bagi ibu menyusui, ibu hamil dan anak-anak. Ditanya ke anak-anak, memang dari mereka ada yang minum, cuma banyak juga yang nggak minum," ujar Lily.
Lily menyebut hal ini cuma kecemasan kepala sekolah dan guru saja.
"Kita takut ada apa-apa, kecanduan apa gimana," kata Lily.
Atas kejadian ini, pihak sekolah akan semakin memperketat pengawasan di sekolah.
Termasuk salah satunya dengan meningkatkan razia.
"Tapi sejauh ini Alhamdulillah semuanya anak-anak bersih (dari narkoba)," tandasnya.